Tokyo, 8 Sya’ban 1434/17 Juni 2013 (MINA) – Menemukan Islam dengan jarak ribuan mil dari rumahnya, seorang muslim Jepang telah mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Islam secara benar dan menyampaikan citra Islam yang hakiki.
“Saya pikir Jepang mewarisi pandangan barat yang agak bias mengenai Islam, dan pandangan ini telah memperburuk kecenderungan,” kata Shimoyama Shigeru, seorang muslim Jepang yang mengabdikan dirinya di Masjid Tokyo Camii dan Turkish Culture Center, Jepang, Senin (17/6).
Sebagai contoh, banyak orang di Jepang menjadi akrab dengan ungkapan “baik itu Qur’an atau pedang.” Menurutnya, ungkapan itu telah mendapat pertentangan dalam jalur pemahaman tepat mengenai Islam.
“Terutama setelah peristiwa 9/11, dampak pemberitaan media telah membuat Islam kelihatan seolah-olah mengintimidasi dan menakutkan bagi agama banyak orang,” ungkap Shigeru seperti dilaporkan media Nippon yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Shigeru pertama kali mengetahui seluk beluk Islam saat dalam perjalanan ke sungai Nil, Mesir menuju Sudan sebagai mahasiswa universitas pemuda di Mesir. Di sana, ia bertemu dengan orang yang berbeda dengan dirinya di mana dapat memenuhinya dengan keramahan meskipun mereka tidak mengerti sedikit pun apa yang Shigeru katakan.
“Saya bertemu dengan orang-orang Afrika muslim dan keramahan mereka membuat kesan yang mendalam pada saya. Kemudian, saya terkejut saat mengetahui bahwa kebaikan mereka berasal dari ajaran Islam,” ujarnya.
Saat kembali ke Jepang, Shigeru bertemu dengan seorang mahasiswa Irak di Universitas Tokyo yang memberinya motivasi akhir untuk menjadikan dia seorang muslim.
“Kelembutan hatinya dan cinta persaudaraan terikat dengan imannya sebagai seorang muslim,” kenang Shigeru.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Dia mengungkapkan, pengalaman itu adalah titik awal bagi orang seperti dia sekarang ini.
“Sejujurnya, saya tidak terlalu banyak mempunyai keyakinan pada Tuhan hingga saya menjadi seorang muslim. Setelah saya bergabung dengan komunitas muslim dan mulai beribadah bersama umat Islam lainnya dari berbagai macam ras, berdampingan sebagai saudara, saya menyadari betapa indahnya Islam itu,” tambahnya.
Islam mulai berkembang di Jepang pada 1920 melalui imigrasi ratusan muslim Turki dari Rusia pasca revolusi Rusia. Pada 1930, jumlah muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 orang.
Gelombang lain imigran yang mendorong jumlah penduduk muslim mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, bersama dengan pekerja migran dari Iran, Pakistan, dan Bangladesh.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Jepang sekarang adalah rumah bagi komunitas muslim yang berkembang dari sekitar 120.000 orang di antara hampir 127 juta orang menjadikan Jepang berada di urutan kesepuluh negara terpadat di dunia. (T/P014/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam