Bagi kebanyakan warga Muslim di AS, pidato-pidato yang disampaikan oleh elit dan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, soal pelarangan imigran Muslim dan pengawasan terhadap masjid telah cukup mengganggu. Berbagai komentar atau sentimen anti-Islam pula yang mendorong Muslim di negara itu untuk teribat dalam proses politik.
Direktur Urusan Pemerintah untuk Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), Robert McCaw mengakui, partsipasi Muslim dalam pemilu-pemilu sebelumnya sangat kecil. Namun tren itu kini telah berubah dan semakin banyak Muslim yang aktif dalam proses atau kegiatan politik.
Kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton, telah menyerang saingannya, Donald Trump, dengan menyebutnya “perekrut terbaik” kelompok Islamic State (ISIS/Daesh). Pada debat calon Demokrat di New Hampshire pada Sabtu (19/12), Clinton mengatakan, ISIS menggunakan video miliuner dari Partai Republik itu sebagai alat rekrutmen.
“Dia menjadi ‘perekrut terbaik ISIS’. Mereka akan menunjukkan seorang Donald Trump menghina Islam dan Muslim untuk merekrut jihadis yang lebih radikal,” kata Clinton. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). (L/P007/P008/R01)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan