Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Penyair Muslim Nasimi Diabadikan Sebagai Nama Planet

sajadi - Jumat, 23 Agustus 2019 - 14:31 WIB

Jumat, 23 Agustus 2019 - 14:31 WIB

41 Views

Oleh: Nia S. Amira, penulis, jurnalis, dan penyair dari Indonesia. Ia menulis studi budaya, hubungan internasional, pariwisata, dan agama.

Artikel-artikelnya telah dimuat di lebih dari tiga puluh media yang diterbitkan di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Nasimi akan menjadi penyair pertama di dunia yang namanya diabadikan sebagai nama planet.

Sehubungan dengan peringatan 650 tahun penyair dan pemikir Azerbaijan, Imadaddin Nasimi, Persatuan Astronomi Internasional (AIU) telah menetapkan Nasimi sebagai salah satu nama planet kecil dengan kode 32939 Nasimi.

Baca Juga: Kisah Muchdir, Rela tak Kuliah Demi Merintis Kampung Muhajirun

Planet yang memakai nama Nasimi ini awalnya ditemukan oleh seorang astronom dari Republik Czech di Observatorium Klet pada tanggal 24 Oktober 1995 dan telah diketahui sejak lama memakai nama UN2.

Planet kecil ini telah diobeservasi sebanyak 807 kali di berbagai Observatorium di seluruh dunia.

Siapakah Nasimi? Mengapa ia demikian pentingnya hingga namanya diabadikan sebagai nama planet yang kawasan peredarannya berada dalam persimpangan asteroid antara Mars dan Jupiter ?

Imadaddin Nasimi adalah penyair dan pemikir besar Azerbaijan yang lahir pada tahun 1369.

Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad

Nasimi adalah penulis pertama Divans (kumpulan puisi) yang ditulis dalam bahasa Azeri. Ia kemudian berkembang menjadi penyair yang menulis puisi dalam Bahasa Turki, Arab, dan Persia dan dikenal di banyak negara di belahan Timur.

Ia bukan hanya penyair kebangaan Azerbaijan, namun namanya harum di Turki karena ia dianggap sebagai penyair berbahasa Turki yang beraliran mistik dan menjadi penyair utama kumpulan puisi dalam sejarah bangsa Turki.

Nasimi adalah penyair beraliran Hurufi yang merupakan cabang Sufisme, di mana tema utama dari puisi-puisinya bercerita tentang Manusia, Dunia, Cinta dan Tuhan.

Nasimi dipengaruhi oleh gurunya, Fazlallah, yang memiliki sistem kunci untuk membuka buku yang disegel ketujuh, Al-Qur’an Suci, yaitu sistem huruf kabbalistik yang diuraikan oleh Hurufis di Hidayat Namah, Jawidan, dan di Mahram Namah.

Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina

Tujuh adalah angka kunci yang sesuai dengan bagian wajah yang mulia, ayat-ayat Al-Fatiha dan pengakuan iman secara verbal. Manusia adalah salinan tertinggi dari yang ilahi dan kunci untuk haqiqat.

Setelah kematiannya, ide-ide Fazlallah dikembangkan dan disebarkan oleh Imadaddin Nasimi di Azerbaijan dan Seyid Ishag di Turki.

Imadaddin Nasimi dan Hurufis lainnya membuat kecenderungan kabbalistik lebih rendah dari konsep mistik Sufisme, dan khususnya yang dimiliki Mansur Al-Hallaj, yang berpengaruh besar pada diri Imadaddin Nasimi.

Ordo Bektashi, yang masih aktif di Anatolia dan Balkan, adalah gudang untuk ajaran dan tulisan Hurufi. Salah satu siswa Fazlallah, Rafi, beremigrasi ke Balkan.

Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham

Rafi mentransmisikan tesis sentral Hurufisme, bahwa kardinalitas alfabet Arab dan Persia masing-masing menyebutkan semua jenis bentuk dan suara, dengan sumbu simetri.

Pemberontakan Hurufi di Kwarezem ditindas oleh bangsa Mongol, dan itu memotivasi eksodus Hurufi ke Balkan.

Naskah Bektashi menunjukkan hampir 500 tahun Hurufisme di Balkan, dengan puncaknya terjadi pada 1700-an. Perintah sufi lainnya, seperti Qadiriyya dan Naqsybandi, berkontribusi dalam pengumpulan, pengambilan, dan terjemahan naskah Hurufi.

Albania merupakan catatan sejarah Hurufi, namun hubungan antara Bektashisme dan Hurufisme dibuktikan dari transkripsi Yunani.

Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis

Banyak naskah Hurufi yang ada saat ini dijaga di perpustakaan pondok-pondok Bektashi. Istilah dan konsep Hurufi meresapi puisi Bektashi. Shattari tariqat adalah repositori kontemporer Hurf-e-Muqattiyat (rahasia huruf-huruf).

Di Indonesia sendiri, Shariat Naqsybandi berkembang secara pesat.

Puisi-puisi Nasimi dibuat dalam bentuk kiasan dan alegoris mempromosikan filosofi tasawuf, dengan demikian menunjukkan kesatuan Manusia dengan Dunia dan Semesta, menjelaskan cara-cara menuju kesempurnaan jiwa.

Penyair yang terinspirasi oleh cinta ilahi dan memuliakan manusia yang ingin mencapai kesempurnaan spiritual itu meninggal di usia muda yaitu 48 tahun setelah tubuhnya dikuliti oleh Emir yang berkuasa di Aleppo, Syria karena kekhawatiran akan membuat kekacauan dalam masyarakat dengan Hurufi yang dikembangkan Nasimi.

Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara

Pada 2017 UNESCO secara resmi merayakan peringatan 600 tahun wafatya penyair yang tidak diketahui secara jelas kehidupan pribadinya ini dalam program peringatan peristiwa bersejarah dan tokoh-tokoh terkemuka.

Nasimi merupakan penyair besar dalam aliran mistik masa lalu. Pemerintah Uni Soviet pun memberikan penghargaan atas karya-karya Imaddadin Nasimi dengan mempersembahkan Perangko Khusus bergambar potret diri Nasimi pada tahun 1973.

Eksploitasi spiritualnya yang tertuang dalam berbagai konteks memperluas berbagai ide yang bermartabat serta kasih sayang.

President Azerbaijan Ilham Aliyev telah mendedikasikan peringatan 650 tahun kelahiran penyair Nasimi pada tahun 2019 ini sebagai “Tahun Nasimi”. (AK/Sj/P1)

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News