Yangon, 11 Sya’ban 1437/18 Mei 2016 (MINA) – Kelompok nasionalis Myanmar pada Rabu mengadakan serangkaian protes di kota-kota besar untuk menuntut pemerintah menyatakan bahwa tidak ada etnis Rohingya di negara itu.
Demonstrasi ditujukan untuk menekan Presiden Htin Kyaw dan Konselor Negara Aung San Suu Kyi untuk mengecam Kedutaan Amerika Serikat yang menggunakan kata untuk menggambarkan minoritas Muslim sebagai kelompok tanpa kewarganegaraan dan dianiaya.
Biksu dari kelompok Buddha garis keras Ma Ba Tha (Komite Perlindungan Ras dan Agama) di antara nasionalis yang menetapkan reli itu di kota pesisir Region Ayeyarwady, demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami akan menuntut otoritas, terutama Daw Aung San Suu Kyi, untuk jelas mengatakan bahwa Rohingya tidak akan pernah diterima sebagai salah satu kelompok etnis Myanmar,” kata Yin Lay, penyelenggara protes di Pathein.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Kata “Daw” yang berarti “bibi”, bukan bagian dari nama Suu Kyi tetapi merupakan sebutan kehormatan bangsa Myanmar bagi siapa pun yang lebih tua atau dihormati.
Win Ko Ko Latt dari Jaringan Nasional Myanmar yang berbasis di Yangon, telah mengorganisir protes sejak kedutaan AS menggunakan sebutan “Rohingya” dalam sebuah pernyataan bulan lalu.
“Ini adalah yang pertama terkait banyaknya protes yang diadakan di kota-kota besar,” kata Win Ko Ko Latt pada Rabu.
Pada tanggal 28 April lalu, sekitar 500 nasionalis Buddha menggelar demonstrasi yang tidak ada izin di luar Kedutaan Besar AS di Yangon untuk memprotes penggunaan istilah “Rohingya” untuk menggambarkan minoritas.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Kaum nasionalis menolak mengakui istilah “Rohingya” bagi minoritas di negara itu. Mereka sepakat menyebut etnis minoritas sebagai “Bengali” yang menunjukkan mereka adalah imigran ilegal dari negara tetangga Bangladesh.
Namun bagaimanapun juga, Duta AS untuk Myanmar mengatakan, pekan lalu bahwa dia mendukung penggunaan kata “Rohingya”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza