Naskah Kuno Bisa Jadi Sumber Literasi Masyarakat

Jakarta, MINA – Praktisi Pernaskahan yang juga Peneliti Sastra Anak, Yulianeta mengungkapkan, bahwa sebuah bisa menjadi sumber lieterasi masyarakat.

“Naskah kuno juga dapat menjadi sumber masyarakat,” kata Yunianeta pada Festival Naskah Nusantara ke-IV (empat) dengan tema “Menuju Revolusi Mental: Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Nusantara” di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Jakarta, Senin (17/9).

Menurutnya, naskah kuno merupakan warisan budaya adiluhung yang perlu diselamatkan. Hanya sayang naskah kuno yang berbentuk teks cetak dengan muatan aksara dan bahasa daerah yang sulit diapresiasi menjadi penghalang untuk tersampaikannya muatan pada naskah kuno.

“Upaya penyelamatan itu dilakukan agar nilai-nilai luhur yang ada pada naskah kuno juga dapat menjadi sumber literasi masyarakat. Karena itu perlu untuk merevalitasi naskah-naskah kuno menjadi bentuk baru yang diterima masyarakat kini,” ujarnya.

Lebih lanjut Yulianeta yang juga Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan, upaya pewarisan nilai-nilai luhur itu pada masa kini dapat diwujudkan dalam bentuk komik dan film animasi.

“Di era digital salain tantangan, juga bisa diambil keuntungan. Masa lalu tidak untuk dilupakan, apalagi di tenggelamkan. Sekarang yang perlu kita lakukan  bagaimana caranya kebaikan dari masa lalu itu bisa diteruskan untuk hari ini,” jelasnya.

Ia menilai, naskah kuno sangat perlu sekali untuk diteruskan, karena banyak nilai-nilai kebaikan yang terdapat di dalamnya untuk dimasa sekarang.

“Jadi jangan hanya berhenti menjadi koleksi museum, jangan berhenti pada kajian-kajian yang diberikan oleh para ahli sastra, tapi hasil kajian itu bisa diambil manfaatnya secara kongkret ke dalam kehidupan sekarang. Setidaknya untuk perlindungan negara dari budaya-budaya asing, sehingga itu bisa menjadi tawaran yang baik untuk meneruskan kebaikan masa lalu ke masa sekarang,” tambahnya.

Festifal Naskah Nusantara ke-IV ini digelar selama lima hari, mulai dari 17 sampai dengan 21 September 2018. Tujuannya untuk mempeluas dan mengembangkan budaya Indonesia dalam bentuk naskah kuno kepada masyarakat lokal maupun internasional. (L/R10/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.