Khartoum, MINA – Negara-negara Afrika dan Amerika Serikat berlomba membantu untuk mengamankan perpanjangan gencatan senjata di Sudan pada Kamis (27/4).
Angkatan Darat Sudan memberikan persetujuan awal pada proposal Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah (IGAD), sebuah blok regional Afrika, yang menyerukan pembicaraan bahkan ketika pertempuran berlanjut, demikian dikutip MEMO.
“Burhan berterima kasih kepada IGAD dan menyatakan persetujuan awal untuk itu,” kata pernyataan Angkatan Darat Sudan.
Ratusan orang telah tewas dalam konflik yang hampir dua pekan berlangsung antara Angkatan Darat dan pasukan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang ingin reformasi, dan mengancam untuk mengguncang wilayah yang lebih luas.
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru
Pernyataan RSF menuduh Angkatan Darat menyerang pasukannya pada Kamis dan menyebarkan “rumor palsu”, tidak merujuk pada proposal yang menurut Angkatan Darat berasal dari Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah (IGAD), sebuah blok regional Afrika.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada media bahwa ia mendengar tembakan pada hari Kamis di daerah Khartoum.
Gencatan senjata tiga hari yang diberlakukan sedikit mengurangi jeda pertempuran, tanpa menghentikannya sepenuhnya, tetapi akan berakhir pada tengah malam ini (2200 GMT) dan banyak warga negara asing masih terjebak di negara itu, meskipun terjadi eksodus selama beberapa hari terakhir.
Angkatan Darat, Rabu (26/4) malam, mengatakan pemimpinnya, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, memberikan persetujuan awal atas rencana untuk memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam lagi dan mengirim utusan Angkatan Darat ke ibu kota Sudan Selatan, Juba, untuk melakukan pembicaraan.
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Ketegangan telah terjadi selama berbulan-bulan antara Angkatan Darat Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, yang bersama-sama menggulingkan pemerintah sipil dalam kudeta Oktober 2021.
Gesekan itu dipicu oleh rencana yang didukung secara internasional untuk meluncurkan transisi baru menuju pemilu dan pemerintahan yang dipimpin oleh partai sipil. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah