Nelayan Gaza: Serangan Pasukan Israel Terus Meningkat

Gaza, MINA – Penderitaan belum berakhir. Serangan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap para terus meningkat.

Hal itu diungkapkan oleh Abul Abid, salah satu ketua kelompok nelayan Palestina kepada Tim Bantuan Kemanusiaan Indonesia di Gaza, Ir. Edy Wahyudi.

Edy yang juga menjabat sebagai Site Manager Pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Tahap II, menyampaikannya kepada MINA pada Selasa malam (4/2) mengutip perkataan nelayan yang sebelumnya ditemuinya di Gaza.

Menurutnya, kondisi nelayan terus memburuk, sehingga sebagian besar dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan.

Area penangkapan ikan di jalur Gaza dipersempit dan dibatasi, terjadi tiga kali penutupan, di mana setiap kali penutupan berlangsung selama sepekan secara berturut-turut, yang dilakukan pada musim penangkapan ikan yang paling penting, yaitu pada bulan Mei dan Juni.

Bahkan selama tahun 2019 telah terjadi 350 kasus penembakan dan pengejaran terhadap para nelayan, mengakibatkan terjadinya penangkapan 35 nelayan, penyitaan 15 kapal nelayan dan melukai 23 nelayan lainnya.

Serangan pengeboman udara pun dilakukan Israel terhadap lima pelabuhan nelayan.

Pelabuhan-pelabuhan tersebut mengalami 22 serangan pengeboman, yang mengakibatkan kerusakan parah pada kapal, mesin dan jaring nelayan, tanpa ada kompensasi bagi para nelayan.

Selain itu, diberlakukan blokade masuknya peralatan-peralatan dan perlengkapan bagi nelayan.

Nasib nelayan Gaza juga semakin sulit di tahun 2020 karena setiap berangkat dan pulang harus menanggung biaya solar yang cukup tinggi, sementara area tengkapan dibatasi oleh penjajah Israel sehingga terkadang biaya pengeluaran operasional lebih besar dari pemasukan berupa penjualan hasil ikan.

Untuk mengurangi beban derita nelayan Gaza, Tim Bantuan Kemanusiaan MER-C di Gaza menyalurkan paket bantuan.

“Kami tim berangkat sebelum subuh dari Wisma Indonesia menuju pelabuhan dan kampung nelayan Gaza, membawa paket bantuan musim dingin dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui MER-C Indonesia,” kata Ngatiyat, Ketua Tim Bantuan Kemamusiaan MER-C, kepada MINA.

“Bantuan yang dibawa 20 paket bantuan sembako dan 20 paket selimut tebal,” kata Ngatiyat, relawan asal Bogor.

Menurut Edy, setiap satu paket bantuan terdiri dari 14 macam jenis material sembako dan selimut tebal musim dingin.

Pembagian tersebut diambil dari 1.000 paket sembako dan 1.000 paket selimut.

Sementara itu, Edy Siswanto, relawan Indonesia asal Bogor mengatakan, bantuan harus dibagi-bagi sesuai kelompok penerima. Paket bantuan terbesar diterima oleh kelompok korban perang di Gaza.

Alhamdulillah pada hari Sabtu 25 Januari 2020 pagi hari, di tengah cuaca yang dingin dan cukup ekstrem, kami berkunjung ke kampung nelayan di pantai Mina, Gaza, mendengar berbagai keluhan para nelayan Gaza, bersilaturahim dan membawa paket bantuan musim dingin MER-C, semoga bernilai ibadah,” katanya. (L/RS5/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.