ISRAEL LARANG NOVEL KISAH CINTA PALESTINA-YAHUDI PERAIH PENGHARGAAN

Pemimpin oposisi Isaac Herzog memperlihatkan “Gader Haya”, saat foto bersama mahasiswa

Tel Aviv, 20 Rabiul Awwal 1437/1 Januari 2016 (MINA) – Kementerian Pendidikan Israel telah melarang novel berbahasa Ibrani ‘Borderlife’ yang berkisah tentang percintaan -Israel untuk digunakan di sekolah tinggi di seluruh negeri, media Israel melaporkan Rabu.

Menurut laman berita Israel, Haaretz, Kementerian Pendidikan Israel melarang “Gader Haya” atau “Borderlife” karya Dorit Rabinyan untuk diajarkan di sekolah-sekolah Israel, dengan harapan mempertahankan “identitas dan warisan siswa di setiap sektor”.

Kementerian itu berkeyakinan bahwa “hubungan antara dan non-Yahudi mengancam identitas terpisah” sebagai alasan pelarangan. Kementerian itu juga khawatir bahwa “orang-orang muda dan usia remaja tidak memiliki pandangan sistemik yang mencakup pertimbangan yang melibatkan penjagaan identitas etnis nasional dari orang-orang dan pentingnya antar ras”, demikian laporan MEE, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Novel berbahasa Ibrani – yang dikenal sebagai Borderlife dalam bahasa Inggris, menceritakan kisah penerjemah Israel Liat dan artis Palestina Hilmi. Keduanya bertemu di New York dan jatuh cinta, dan masing-masing kemudian kembali ke Tel Aviv dan Ramallah.

Mengingat novel ini adalah penerima Bernstein Award untuk penulis muda – sebuah hadiah sastra Israel yang diberikan setahun sekali – sejumlah guru merekomendasikan agar Borderlife diajarkan di kelas sastra canggih, tulis Haaretz mengutip sumber anonim.

Sebuah komite pendidik menyetujui permintaan tersebut, tetapi dua pejabat senior Departemen Pendidikan memutuskan untuk mendiskualifikasi novel ini.

Kepala studi sastra di kementerian, Shlomo Herzig, mengajukan banding atas keputusan itu, dengan mengatakan: “Masalah masyarakat Israel yang akut saat ini adalah ketidakpedulian mengerikan dan rasisme yang menyebar di dalamnya, dan tidak ada keberpihakan atas perkawinan antar-ras, agama dan kasta”.

“Dosa yang paling mengerikan yang muncul ke pikiran dalam mengajar sastra (dan mata pelajaran lain) adalah menghilangkan semua atau beberapa pekerjaan yang kita tidak mendukung atas pertimbangan etis. Dalam situasi seperti ini, tidak ada alasan untuk mengajar sastra sama sekali.”

“Jika kita ingin siswa belajar hanya karya sastra ‘terhormat’ dan konservatif, kita akan mengajar tanpa kurikulum, atau dengan daftar karya sastra yang dangkal dan membosankan.

Novel-novel Stelar Internasional seperti ‘Crime and Punishment’ (pembunuhan wanita tua), ‘Anna Karenina’ (pengkhianatan dan perzinahan), ‘Macbeth’ (pembunuhan raja dan seluruh kerabat dan anggota keluarga) tidak akan [mendekati] kurikulum sastra etis dalam sastra dunia ‘terhormat’.

 
Banding ditolak.

Neftali Bennett – Ketua Partai Rumah Yahudi yang pro-pemukim Israel yang saat ini menjabat sebagai menteri pendidikan – menyetujui langkah untuk melarang buku tersebut.

“Menteri mendukung keputusan yang dibuat oleh para profesional,” kata kantor Bennett dalam sebuah pernyataan.

Perkawinan antara Arab Palestina dan Yahudi Israel dipandang rendah oleh sebagian masyarakat Israel.

Kelompok anti-antar ras Lehava melakukan protes yang dipublikasikan secara luas pada tahun lalu ketika berlangsung pernikahan antara seorang pria Muslim Arab dan seorang wanita dari keluarga Yahudi. (T/R07/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.