Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurdin Abdullah Siap Kembalikan Kejayaan Cokelat di Sulsel

Rendi Setiawan - Senin, 29 Juli 2019 - 16:25 WIB

Senin, 29 Juli 2019 - 16:25 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali menggelar Anugerah Iptek dan Inovasi Kategori Budhipura dan Budhipraja, dalam rangkaian peringatan Hari Teknologi Nasional (Hateknas) yang akan digelar di Bali, Agustus mendatang.

Delapan provinsi bersaing memperebutkan Anugerah Iptek dan Inovasi Kategori Budhipura dan Budhipraja. Provinsi tersebut antara lain Bali, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah kepada awak media di sela-sela Seleksi Calon Penerima Anugerah Iptek dan Inovasi Kategori Budhipura dan Budhpraja di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin (28/7), mengaku siap menjadi provinsi terbaik tahun ini.

Nurdin mengatakan, beberapa hal yang menjadi keunggulan Sulawesi Selatan antara lain sektor perikanan dan perkebunan. Nurdin bahkan menegaskan, melalui anugerah ini, ia ingin mengembalikkan kejayaan cokelat di wilayah Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Sekarang Indonesia mulai impor cokelat. Saya kira ini merupakan keprihatinan kita bersama, makanya inovasi yang kita tunjukkan adalah bagaimana mengembalikkan kejayaan cokelat di Sulawesi Selatan,” kata Nurdin.

Dalam beberapa tahun belakangan, industri yang ada di Indonesia mulai impor cokelat karena stok dalam negeri yang minim. Padahal Indonesia sudah mampu membuat entres dan klone cokelat. Jadi, menurut Nurdin, pemerintah pusat harus segera meninjau ulang regulasi yang ada.

“Kenapa nggak menjadikan Sulawesi Selatan jadi pusat benih cokelat. Kita punya inovasi petani cokelat, kita mampu menghasilkan bibit cokelat yang bagus, tapi kan nggak bisa disertifikasi, karena mengambilnya harus dari Jember. Jadi harus ada regulasi yang kita tinjau di sini,” katanya. (L/R06/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi
Palestina
Indonesia
MINA Preneur
Indonesia