Jeddah, 29 Rabi’ul Akhir 1437/ 8 Februari 2016 (MINA) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Ahad (7/2) menyatakan penyesalannya atas penundaan utusan PBB untuk negosiasi Iran-Suriah yang bertujuan mengakhiri krisis Suriah.
Sebelumnya, Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah pada Rabu, menangguhkan pembicaraan Iran-Suriah di Jenewa dan menetapkan 25 Februari untuk sesi berikutnya. Demikian IINA News memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sekertaris Jendral OKI Iyad Ameen Madani mengundang semua pihak yang bertikai di Suriah untuk mencapai kesepakatan yang akan menghentikan perang, menjamin keamanan Suriah dan menyelamatkannya dari intervensi eksternal yang berdasarkan perjanjian Wina, kesepakatan resmi Jenewa tahun 2012 dan resolusi Dewan Keamanan PBB no. 2254.
Madani telah mengindikasikan bahwa OKI tengah mencari usulan-usulan praktis dari anggota Kelompok Internasional Suriah Support (ISSG), untuk mendorong proses negosiasi dan menyelesaikan masalah kekuasaan secepatnya dan akan bertemu di Munich, Jerman pada 11 Februari.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
sementara itu, Sekertaris Jendral menyatakan keprihatinannya atas situasi yang memburuk di Suriah.
Dia mencatat partisipasi tinggi negara-negara donor, terutama dari negara-negara anggota OKI, badan-badan dan lembaga internasional, masyarakat sipil dan perusahaan swasta, dalam Konferensi Donor Internasional untuk Suriah yang diadakan di London Kamis lalu. (T/fit/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama