Oposisi: Operasi Turki di Idlib akan Berjalan Lancar

Foto: Al Jazeera

, , MINA – Komandan kelompok oposisi Suriah mengatakan, mereka berharap operasi untuk menerapkan zona de-eskalasi di provinsi barat laut Idlib “berjalan dengan lancar” dan tanpa banyak perlawanan dari kelompok Hay’et Tahrir Al-Sham.

Idlib sebagian besar dikendalikan oleh aliansi Hay’et Tahrir Al-Sham, atau Tahrir Al-Sham, sebuah kelompok yang didominasi oleh mantan afiliasi Al-Qaeda, Front Al-Nusra.

“Turki memberi tahu Tahrir Al-Sham, melalui perwakilan dari kelompok oposisi bersenjata termasuk Faylaq Al-Sham bahwa setiap faksi yang melakukan perlawanan akan menjadi sasaran,” ungkap komandan kelompok oposisi Musa Khaled kepada Al Jazeera, Senin (9/10, yang dikutip MINA.

Berbicara dari Idlib, Khaled mengatakan, walaupun mungkin ada pertempuran di beberapa daerah, Hay’et Tahrir Al-Sham “mengerti bahwa mereka tidak memiliki kemampuan militer” untuk melawan tentara Turki.

“Hal itu akan menyebabkan mereka tunduk pada kesepakatan yang ditetapkan terhadap mereka,” ujarnya.

Sebuah delegasi militer Turki memasuki Idlib pada Ahad (8/10) untuk mengkaji situasi lapangan dan bersiap untuk menerapkan apa yang disebut sebagai zona de-eskalasi yang difinalisasi oleh Turki, Rusia, dan Iran dalam sebuah kesepakatan di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada 15 September.

Pembentukan zona di daerah termasuk Idlib, ditujukan untuk menghentikan pertempuran dan menyelamatkan warga sipil.

Hay’et Tahrir Al-Sham bukan bagian dari pembicaraan dan menolak rencana pembentukan zona tersebut.

Delegasi Turki masuk di bawah pengawasan kelompok oposisi Faylaq Al-Sham dan Nour Al-din Al-Zinki dengan sepengetahuan Hay’et Tahrir Al-Sham, menurut oposisi.

Unit militer Turki berhasil mencapai gunung Al-Sheikh Barakat, sebelah barat Aleppo di perbatasan selatan dengan Turki, yang menghadap ke Idlib.

“Angkatan bersenjata Turki memulai kegiatan pengintaian pada 8 Oktober untuk mendirikan pos pengawasan sebagai bagian dari operasi yang akan dilakukan di Provinsi Idlib,” kata Angkatan Bersenjata Turki dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

Sebagai bagian dari kesepakatan 15 September, Turki bekerja sama dengan pemberontak yang mendukungnya, terutama Tentara Pembebasan Suriah (FSA). (RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.