Raqqa, 29 Jumadil Akhir 1438/28 Maret 2017 (MINA) – Pasukan oposisi Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) melanjutkan pertempuran dengan Islamic State (ISIS) di bendungan air besar, Tabqa.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi mengatakan bahwa bendungan tidak dalam kondisi bahaya runtuh.
Sebelumya, SDF yang merupakan koalisi kelompok Kurdi, Arab dan etnis minoritas lainnya di Suriah, sempat menghentikan serangan pada hari Senin (27/3), sehari setelah seorang pejabat senior pemerintah Suriah memperingatkan bahwa bendungan Tabqa telah rusak oleh serangan udara AS yang bisa berisiko bencana banjir.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pihak ISIS juga telah mengeluarkan peringatan bahwa bendungan bisa runtuh setiap saat. Mereka merilis gambar yang mereka sebut ruang kontrol bendungan yang telah rusak oleh serangan udara AS.
SDF menghentikan operasi selama empat jam untuk merebut bendungan berjarak 40 km dari Kota Raqqa, ibukota de facto ISIS di Suriah. Mereka memungkinkan para insinyur memeriksa bendungan di Sungai Efrat tersebut.
SDF kemudian mengatakan bahwa insinyur telah memasuki bendungan dan tidak menemukan kerusakan.
Namun, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), lembaga pemantau di Inggris yang mendokumentasikan perkembangan konflik Suriah melalui jaringan sumber di lapangan, membantah pernyataan SDF.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Bendungan itu membentang sekitar empat kilometer di seberang Sungai Efrat, dikuasai oleh ISIS pada puncak ekspansi mereka di Suriah dan Irak pada tahun 2014.
“Ada kekhawatiran selama akhir pekan (tentang potensi runtuhnya bendungan). Bahkan, ISIS mengemudi ke sekitar desa dan kota-kota terdekat memperingatkan mereka (warga) bahwa ada bahaya banjir,” kata wartawan Al-Jazeera Alan Fisher yang dikutip MINA.
Hakam Tawfik, seorang insinyur bangunan yang bekerja dalam pembangunan bendungan mengatakan bahwa fasilitas bendungan telah rusak kritis.
“Saya telah melihat gambar-gambar di internet, ruang kontrol dan operasi telah sepenuhnya terbakar, yang berarti tidak ada kontrol air yang masuk ke bendungan,” kata Tawfik kepada Al-Jazeera dari Remscheid di Jerman.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Hal ini akan menyebabkan bencana yang nyata, karena tidak ada cara dari dalam bendungan untuk menyingkirkan air, situasi menjadi lebih berbahaya,” tambah Tawfik dan menyerukan dilakukannya operasi darurat untuk menyelamatkan bendungan. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah