Cox’s Bazar, Bangladesh, MINA – Ketika ribuan orang Rohingya melarikan diri dari penganiayaan kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine, orang kaya yang awalnya menyogok pejabat, akhirnya juga terpaksa ikut mengungsi.
Awalnya beberapa keluarga menyogok tokoh-tokoh militer dan berpengaruh sehingga mereka tidak perlu meninggalkan rumah di saat ribuan warga minoritas itu menyelamatkan diri ke Bangladesh.
Namun pada akhirnya, mereka tidak bisa selamat dari kemarahan militer, dan orang kaya Rohingya juga terpaksa melarikan diri ke Bangladesh, meninggalkan semuanya.
Abdur Gafur (42), adalah salah satu dari orang kaya Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh pada bulan September.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Ketika tindakan keras tersebut dimulai, beberapa anggota keluarga saya menyogok militer sehingga mereka bisa tinggal di rumahnya sendiri,” kata Gafur kepada Bangla Tribune di Coz’s Bazar, Bangladesh, Jumat (20/10). “Tapi seiring situasinya semakin meningkat, teknik itu tidak lagi berjalan.”
Keluarga Gafur memiliki beberapa bangunan multistore. Karena takut bahwa militer Myanmar akan menculik dan melecehkan keponakannya, dia melarikan diri ke Bangladesh bersama anak-anak perempuan, meninggalkan saudaranya dan ayah mereka untuk mengurus aset. Namun kemudian, saudaranya juga terpaksa melarikan diri dari rumah.
“Saudaraku sekarang bersembunyi di hutan. Perlu waktu baginya untuk mencapai perbatasan dan menyeberang ke Bangladesh,” kata Gafur.
Ada sejumlah keluarga kaya Rohingya yang sekarang menunggu untuk menyeberang ke Bangladesh. Banyak dari mereka memiliki lahan yang luas, uang, usaha kecil dan bahkan pabrik di Rakhine.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Meskipun mereka telah menyuap, pasukan keamanan telah menggerebek rumah dan bisnis mereka dan merampok sebagian besar aset mereka.
“Beberapa keluarga pindah ke daerah kota untuk bertahan hidup, tapi ternyata juga tidak berhasil. Akhirnya, mereka terpaksa melarikan diri ke Bangladesh,” tambah Gafur. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)