ORMAS-ORMAS ISLAM MALAYSIA DESAK OKI DAN DK PBB HENTIKAN SERANGAN ISRAEL KE AL-AQSHA

.(Foto: Dushob/MINA)
Konferensi Pers pertemuan darurat “Selamatkan ” di De Palma Hotel, Ampang, Kuala Lumpur, Selasa, 22 September 2015.(Foto: Dushob/MINA)

Kuala Lumpur, 8 Dzulhijjah 1436/22 September 2015 (MINA) – Sejumlah ormas Islam Malaysia yang tergabung dalam Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) segera mengambil tindakan terhadap serangan baru-baru ini di Masjid , Kota Al-Quds .

Presiden MAPIM Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan, serangan dan upaya Israel membagi Masjid Al-Aqsha untuk Muslim dan Yahudi telah jelas melanggar hak eksklusif Muslim di Al-Aqsha.

Sebagaimana dilaporkan Koresponden Mi’raj isalmic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur, sehubungan hal itu, Azmi menyatakan, MAPIM berencana menemui Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak dalam waktu dekat untuk menyatakan protes terhadap tindakan biadab rezim Zionis itu.

“Kami juga ingin Malaysia, sebagai anggota tidak tetap DK PBB, untuk ikut campur dalam masalah ini. Selain PBB, OKI juga harus lebih tegas dalam memperjuangkan Islam di Palestina,” kata Mohd Azmi kepada wartawan saat konferensi pers setelah pertemuan darurat “Selamatkan Al-Quds” di De Palma Hotel, Ampang, Kuala Lumpur, Selasa (22/9).

MAPIM juga akan mengirimkan surat kepada Raja Yordania mendesak negara tersebut sebagai penjaga dari Masjid Al-Aqsha saat ini untuk mencabut hubungan diplomatik dengan Israel, jika rezin pendudukan itu terus-menerus melakukan agresi terhadap situs tersuci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi.

Selain Mohd Azmi, hadir juga dalam konferesi pers tersebut Ketua Yayasan Al-Quds Malaysia, Sharif Amin.

Mohd Azmi menjelaskan pertemuan yang dihadiri perwakilan dari 30 organisasi non-pemerintah itu telah membahas, antara lain, hak-hak Muslim di Masjid Al-Aqsha dan serangan Israel di kiblat pertama bagi umat Islam itu.

Dia mengatakan MAPIM, lembaga yang mewakili 88 ormas Islam di Malaysia, juga akan mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur setelah shalat Jumat pada 2 Oktober 2015mendatang untuk memprotes aksi terbaru rezim Zionis tersebut.

Pada saat yang sama, lanjut Azmi, MAPIM juga akan mengadakan pengumpulan Dana Baitul Maqdis dan mendorong masyarakat untuk menyalurkan sumbangan mereka ke nomor rekening yang telah dicantumkan atas nama Yayasan Al-Quds

Sejak 24 Agustus lalu, Otoritas Pendudukan Israel telah melancarkan kebijakan membagi Masjid Al-Aqsha secara tempat dan waktu bagi umat Islam dan Yahudi, dengan menutup semua gerbang menuju AL-Aqsha setiap harinya pada pukul 7:30-11:30 waktu setempat.

Pada waktu tersebut, anak-anak, Muslimah, dan pelajar Palestina tidak diizinkan masuk lingkungan Masjid Al-Aqsha, sementara para ekstrimis yahudi diizinkan menyerbu Masjid di bawah perlindungan tentara Israel.

Pada 8 September 2015, Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon, mengumumkan, memboikot dua kelompok Muslim Palestina yang aktif melakukan kegiataan pembelaan di kompleks Masjid Al-Aqsha.

Kelompok Palestina Murabitatdan Murabitun yang selalu berkumpul di kompleks Masjid Al-Aqsha untuk memprotes apa yang mereka anggap semakin meningkatnya kontrol Israel atas tempat tersuci ketiga bagi umat Islam itu, di tengah gencarnya kunjungan provokatif kelompok pemukim ilegal Yahudi di bawah penjagaan pasukan bersenjata.

Pada Ahad (13/9), saat perayaan Tahun Baru Yahudi, ratusan ekstrimis Yahudi menyerbu Al-Aqsha di bawah pengawalan ketat tentara Israel. Bentrokan pun pecah saat pasukan keamanan Israel dengan kekuatan besar menangkap dan menyerang jamaah Muslim Palestina yang berada di dalam Masjid Al-Aqsha. Bentrokan dan keadaan tegang di Al-Quds terjadi selama empat hari berturut-turut

Israel merebut Al-Quds Timur, di mana Masjid Al-Aqsha berada, dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.(L/K05/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0