Melaka, 9 Syawwal 1438/3 Juli 2017 (MINA) –Organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) mendesak pemerintah Myanmar untuk mengizinkan tim investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyelidiki dugaan penganiayaan terbaru oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap minoritas etnis Rohingya di negara tersebut.
Presiden DMDI Mohd Ali Rustam mengatakan, Myanmar sebagai anggota lama Asean, harus memahami prinsip-prinsip demokrasi yang dipraktikkan oleh negara-negara anggota organisasi regional.
“Dalam hal ini, Myanmar harus lebih terbuka dan memberikan kerja sama dengan tim investigasi PBB,” katanya kepada wartawan di Dewan Tun Ali, Melaka, Malaysia, Ahad (2/7/2017).
Hadir dalam acara tersebut yaitu Yang Dipertua Negeri Melaka Mohd Khalil Yaakob, Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi dan Kepala Gubernur Melaka Idris Haron, Free Malaysia Today, yang dikutip MINA.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mohd Ali Rustam mengatakan DMDI telah menyatakan menentang penganiayaan etnis minoritas Rohingya sejak tahun lalu dan berharap pemerintah Myanmar akan siap untuk bekerja sama dengan penyelidik PBB.
belum lama ini, pemerintah Myanmar mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa mereka tidak mengizinkan penyelidik PBB ke negara tersebut.
PBB sebelumnya telah meminta pemerintah Aung San Suu Kyi untuk mengizinkan tim investigasi melakukan tugasnya menyusul pengaduan mengenai serangan terakhir di Maungdaw, Rakhine utara. Dilaporkan sekitar seribu orang Muslim Rohingya diancam dengan pembunuhan, pemukulan atau pemerkosaan.
Wakil Perdana Menteri Malaysia mengatakan bahwa pemerintah Malaysia sedang menunggu sebuah laporan dari kementerian luar negeri mengenai perkembangan terakhir berkaitan dengan penindasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Dia juga mengatakan akan membicarakan dengan Perdana Menteri Najib Razak mengenai masalah tersebut dan bahwa upaya kemanusiaan dan tindakan diplomatik akan diambil berdasarkan saran yang diberikan oleh Wisma Putra (Kemlu Malaysia). (T/RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam