Otoritas Palestina Tarik Duta Besar dari Pakistan Menyusul Demontrasi Al-Quds

Hafiz Saeed (depan) bersama dengan Dubes untuk Pakistan Walid Abu Ali (belakang). (Foto: Hindustan Times)

Islamabad, MINA – Otoritas Palestina (PA) menarik pulang duta besarnya untuk Pakistan setelah yang bersangkutan hadir dalam sebuah aksi unjuk rasa yang mendukung posisi Palestina atas (Yerusalem).

Kehadiran Duta Besar Walid Abu Ali dalam aksi protes anti-Israel itu diprotes oleh India karena diadakan oleh Hafiz Muhammad Saeed, figur yang dituduh sebagai otak di balik serangan bom di Mumbai pada 2008. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.

Dubes Walid dipanggil pulang ke Ramallah pada Sabtu (29/12). Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan keterlibatan Walid dalam pawai tersebut merupakan “sebuah kesalahan yang tidak disengaja, tetapi tidak dibenarkan.”

Dalam kesempatan itu, Walid menyampaikan pidato di hadapan massa. “Semua warga Pakistan dari berbagai latar belakang menolak dengan keras keputusan Trump yang (secara sepihak) mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel,” ujarnya kepada Al Jazeera setelah berpidato.

Keputusan PA untuk menarik Dubes Walid tampaknya muncul setelah India memprotes kehadiran sang dubes di pawai itu. New Delhi menyebut langkah Walid ‘tidak dapat diterima’.

“Juru bicara Kementerian Luar Negeri Palestina menekankan komitmen Negara Palestina dan upaya menjaga hubungan baik dengan Republik India, dan juga mendukung upaya-upaya India dalam memerangi terorisme,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.

Seperti Pakistan, India termasuk di antara 128 negara PBB yang mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menolak keputusan sepihak Trump yang mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel.

Sementara itu, ribuan orang Pakistan mengikuti unjuk rasa yang diorganisasikan oleh Saeed di Kota Rawalpindi pada Jumat (28/12) itu. Mereka menolak klaim sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengkaui Al-Quds sebagai ibu kota Israel.

Saeed, pendiri kelompok bersenjata Lashkar-e-Taiba, telah lama dituduh oleh AS dan India sebagai dalang di balik serangan bersenjata dan bom di Mumbai, yang menewaskan 166 orang. Orang-orang bersenjata menyerbu sejumlah hotel dan target-target lainnya di pusat keuangan India itu.

Saeed telah menampik terlibat dalam serangan itu dan mengatakan ia hanya menjalankan organisasi amal Jamaat-ud-Dawn. AS dan PBB menetapkan organisasi itu dan afiliasinya sebagai front bagi Lashlar-e-Taiba, yang kerap menargetkan pasukan kemanan India dalam serangan-serangan di wilayah bergolak Kashmir.

AS menawarkan hadiah US$10 juta (Rp135 miliar) bagi siapa saja yang bisa menangkap Saeed, baik dalam keadaan hidup ataupun mati. (T/R11/RI-1)

Miraj New Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.