Bekasi, MINA – Ozi Khoerudin, usia 19 tahun hafal 30 Juz berstatus sebagai guru tahfiz Al-Quran di Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ozi telah hafal Al-Quran 30 juz sejak usia 17 tahun. Ia lulusan dari program Takhassus Quran Darul Huffadz Indonesia Cibening, Kabupaten Bekasi. Jika dilihat usia, Ozi termasuk kelompok generasi Z atau Gen Z.
“Langkah awal menghafal Alquran adalah memperbaiki dan melancarkan terlebih dahulu bacaan Alquran. Belajar Quran, biar bacanya lancar. Kalau sudah lancar, baru mudah menghafal. Jadi kalau belum lancar membaca bakal terhambat,” ungkap Ozi, Rabu (31/1), demikian keterangan yang diterima MINA.
Kemudian, saat menghafal Al-Quran harus dengan kesabaran. Karena jika tidak sabar, maka akan mudah putus asa dan menyerah. Untuk menjaga hafalan, Ozi biasanya mengulang saat selesai shalat lima waktu.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Biasanya setiap shalat lima waktu saya murajaah sendiri, bisa satu juz,” jelas dia.
Selain itu, Ozi terbiasa menggulang hafalan Alquran setiap shalat tahajud. Saat Ramadhan, Ozi bertugas sebagai imam shalat terawih. Ia membaca hafalan hingga satu juz.
“Imam shalat salah satu cara menjaga hafalan. Shalat tahajud juga salah satu cara menjaga hafalan,” ujar Ozi.
Langkah sukses Ozi menghafal Al-Quran ditularkan kepada para santri Ponpes Nuu Waar. Metode yang digunakan pun sama halnya yang dilakukan Ozi.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Ozi tidak hanya sebagai guru, tetapi juga teman diskusi para santri yang berusia tidak terpaut jauh darinya. Santri level SMA berusia 15 hingga 17 tahun.
“Mereka selalu saya beri semangat, beri motivasi. Karena usianya tidak jauh, jadi seperti teman saja. Kita diskusi,” kata Ozi.
Untuk diketahui, Hafiz Gen Z merupakan salah satu program Ponpes Nuu Waar yang didirikan KH MZ. Fadzlan R Garamatan, dai asal Papua. Melalui program Takhassus Quran, Ponpes Nuu Waar berupaya mencetak guru-guru ngaji hafiz 30 juz.
“Saat ini ada 60 santri program Takhassus Quran. Usia mereka ada yang SD maupun SMA,” kata Mudir Ponpes Nuu Waar Ustaz Abdul Kholiq, SQ.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Dikatakan Ustaz Kholiq, setidaknya ada 14 metode yang diimplementasi untuk kesuksesan program ini.
“Setiap santri biasanya berbeda metode. Ada yang cocok dengan metode A, tetapi ada juga yang cocok dengan metode B. Tergantung improvisasi mentor,” ungkap Ustaz Kholiq. (R/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama