Bali, MINA – Bali menjadi tuan rumah kegiatan ilmiah Asian Congress of Nutrition (ACN) pada 4-7 Agustus 2019. Acara ilmiah ini dihadiri pakar gizi dan medis dari berbagai negara.
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang manfaat air dan hidrasi sehat berdasarkan kajian ilmiah terkini, PT. Tirta Investama (Danone-AQUA) menghadirkan pakar internasional dan nasional sebagai pembicara, termasuk Profesor Stavros Kavouras dari Arizona State University (Amerika Serikat) dan Clementine Morin, PhD dari Danone Research Paris-Saclay (Perancis).
Dalam sesi simposium disela ACN yang dimoderatori oleh Dr. Widjaja Lukito, Ph.D, Sp.GK (K) dari Human Nutrition Research Center, IMERI-FKUI, tersebut, Profesor Stavros Kavouras memaparkan hidrasi sehat secara dasar dan metode-metode untuk mengukur status hidrasi, contohnya dengan melihat osmolalitas urin yang dikumpulkan selama 24 jam, juga osmolalitas plasma yang biasanya dilakukan di laboratorium.
Menurut Kavouras, ternyata ada cara yang lebih mudah untuk mengukur status hidrasi sehari-hari, yaitu dengan membandingkan warna urin dengan grafik warna yang sudah tervalidasi (urine color chart), yang di Indonesia dicetak dalam format stiker.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Sementara itu, Clementine Morine, PhD pakar hidrasi dari Danone Global memaparkan publikasi ilmiah dan asupan cairan masyarakat Indonesia, yang biasa disebut Liq. In 7.
Dalam publikasi Liq.in 7 (European Journal of Nutrition) tahun 2018 tersebut terlihat bahwa sebanyak 78% anak-anak, 79% remaja, 72% dewasa dari total 3644 partisipan telah tercukupi kebutuhannya cairannya.
Dalam pemenuhan cairan tersebut, air putih adalah kontributor total asupan cairan untuk seluruh umur (76-81%). Clementine Morin mengatakan bahwa hasil penelitian Liq.in 7 tersebut memperlihatkan masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran dalam memenuhi hidrasi sehat.
“Total asupan cairan masyarakat Indonesia sudah meningkat, tetapi 1 dari 4 dewasa dan 1 dari 5 anak-anak dan remaja di Indonesia masih belum cukup minum,” ungkapnya.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Walau begitu, perilaku hidrasi sehat dengan cukup minum air minum yang sehat masih perlu dioptimalkan untuk mengurangi risiko penyakit yang terjadi di masa depan akibat dehidrasi (ringan, sedang) jangka pendek dan jangka panjang.
Kegiatan simposium disela Asian Congress of Nutrition ini diperuntukkan bagi ahli gizi, dokter serta tenaga medis lainnya, untuk mengetahui pentingnya kecukupan hidrasi dan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengubah kebiasaan hidrasi yang sehat (hydrogenic environment).
Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada pria dewasa 55%-60%, pada perempuan dewasa 50%-60% dari berat tubuh.
Karena perbedaan dalam komposisi tubuh, anak-anak memiliki persentase kandungan air tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
Rata-rata, air mewakili 75% massa tubuh bayi sampai usia 6 bulan, kemudian menurun cepat selama masa bayi dan melambat pada masa kanak-kanak.
Tanpa air seluruh kegiatan manusia tidak mungkin dapat berlangsung, tidak ada satupun reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung tanpa adanya air.
Air sebagai salah satu zat gizi makro esensial mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh yaitu: sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai pelarut dalam proses pencernaan makanan, sebagai pelumas dan bantalan, sebagai media transportasi, dan sebagai media eliminasi sisa metabolism dalam tubuh.
Secara definisi, hidrasi sehat adalah kecukupan volume air dalam tubuh yang disesuaikan antara kebutuhan dan karakteristik cairan (kimia/fisik/biologi), sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan kebutuhan minum pada pria dewasa adalah 8-10 gelas, wanita dewasa 7-9 gelas, anak-anak 5-7 gelas, tergantung dari ukuran gelas yang digunakan (AKG 2013). (L/R01/RI-1)
Baca Juga: Media Ibrani: Empat Roket Diluncurkan dari Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)