Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Independen PBB Desak Komunitas Internasional Lindungi Orang Rohingya

siti aisyah - Kamis, 2 Februari 2023 - 14:40 WIB

Kamis, 2 Februari 2023 - 14:40 WIB

2 Views ㅤ

New York, MINA – Pakar Independen PBB yang ditugaskan untuk menyelidiki situasi di Myanmar telah meminta komunitas internasional ‘berbuat lebih banyak’. Hal itu dilakukan untuk melindungi populasi Rohingya yang rentan di Negara Bagian Rakhine di negara itu.

Pelapor Khusus PBB untuk Situasi Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews memperingatkan jika komunitas internasional tidak melakukan apa pun itu berisiko seperti tahun 2017 lagi.

“Kekuatan yang sama yang melakukan ‘serangan genosida’ (enam tahun lalu) sekarang mengendalikan negara, dan prioritas mereka bukanlah hak asasi manusia orang Rohingya,” kata Andrews seperti dikutip Arab News, Kamis (2/2).

Andrews, yang baru saja kembali dari perjalanan pencarian fakta dan menyampaikan kepada PBB di New York tentang situasi di negara Asia Selatan, mengatakan kepada Arab News, lebih dari 600.000 Rohingya terus tinggal di Negara Bagian Rakhine, 130.000 di antaranya di kamp interniran darurat.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

“Bahkan mereka yang tinggal di desa-desa, desa-desa itu dikepung. Orang-orang adalah tahanan di kampung halaman mereka sendiri. Mereka hampir tidak memiliki hak apa pun. Sangat, sangat menindas untuk hidup dalam kondisi seperti ini,” katanya.

Andrews mengatakan, negara-negara anggota PBB memiliki tanggung jawab dan peran penting untuk dimainkan dalam menentukan apakah junta militer Myanmar akan berhasil mencapai tujuannya diterima sebagai yang sah dan mendapatkan kendali atas suatu negara yang memberontak.

Muslim Rohingya telah menderita kekerasan, diskriminasi, dan penganiayaan selama beberapa dekade di Myanmar, tetapi eksodus terbesar dimulai pada 25 Agustus 2017, setelah militer Myanmar melancarkan operasi brutal yang menargetkan mereka di Negara Bagian Rakhine utara.

Amnesty International mengatakan, gelombang kekerasan berikutnya mengakibatkan kejahatan berat di bawah hukum internasional.

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Junta membakar seluruh desa dan memaksa lebih dari 700.000 orang, setengah dari mereka anak-anak, melarikan diri ke Bangladesh, di mana hampir 1 juta orang Rohingya kini tinggal di kamp-kamp pengungsi yang padat di Cox’s Bazar. (T/R6/R2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom