Riyadh, 10 Syawwal 1438/4 Juli 2017 (MINA) – Dokter anak di Arab Saudi memperingatkan anak-anak balita yang menjadi sangat kecanduan memakai gawai (gadget) dan komputer berlebihan akan memicu gangguan psikologis serta penyakit lain termasuk lemahnya penglihatan dan ingatan.
“Orangtua yang mengizinkan bayi dan balita mengakses gawai dan komputer selama beberapa jam sehari menyebabkan efek jangka panjang yang berbahaya,” kata Dr. Yacoub Haddad, seorang dokterkonsultan spesialis anak di Rumah Sakit Al-Hammadi Riyadh.
“Anak-anak mungkin memerlukan terapi perilaku kompulsif jika mereka merasa tertekan dan tidak dapat dihibur saat tablet diambil darinya,” tambahnya sebagaimana laporan IINA yang diuktip MINA, Selasa (4/7).
Haddad mengatakan, orang tua harus memastikan anak-anak mereka lebih sedikit menghabiskan waktu dengan menggunakan gawai sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar mereka dan berkembang dengan baik.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (MCIT) Saudi, jumlah langganan mobile saja melampaui 47 juta pada akhir 2016.
Kementerian tersebut baru-baru ini melaporkan meningkatnya permintaan akan layanan Internet dengan kecepatan lebih tinggi dan paket yang lebih besar. Jumlah pengguna internet melebihi 24 juta pada akhir tahun lalu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah panel psikiater, jumlah orang yang telah mengalami ketergantungan secara digital telah meningkat 30 persen selama tiga tahun terakhir. Seorang dokter anak Dr. Harish Kumar menjelaskan, “paparan radiasi juga dapat berperan dalam menumbuhkan banyak masalah serius pada anak-anak maupun orang dewasa. ”
“Anak-anak yang menggunakan ponsel pintar dan tablet secara berlebihan dapat mengalami kehilangan fungsi penglihatan, kekurangan fungsi pendengaran, menyebabkan autisme, perubahan perilaku, insomnia, terjangkit penyakit telinga berdenging (tinnitus), Alzheimer, dan gangguan pada sistem saraf,” katanya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Dr Richard Graham, yang meluncurkan program kecanduan teknologi pertama di Inggris empat tahun lalu, mengatakan bahwa anak-anak mengalami gejala kecanduan yang sama dengan pecandu alkohol atau heroin saat perangkat tersebut dibawa pergi.
Peneliti senior dr Catherine Birken dari Hospital for Sick Children mengatakan, penggunaan gawai yang berlebihan, khususnya bagi bayi bisa menyebabkan berbagai macam masalah, seperti menghambat tumbuh kembangnya. Menurut peneliti, gawai bisa membuat bayi telat berbicara. Hal ini terbukti setelah memeriksa data dari 900 bayi. Di mana setiap 30 menit pemakaian gadget bersiko terjadinya hambatan bahasa ekspresif bertambah menjadi 49%.
Namun penelitian ini masih diperlukan penelitian lebih jauh karena data saat ini hanya menyediakan seberapa lama waktu bayi terpapar gawai. Selanjutnya, akan dilihat konten apa yang disajikan dalam gadwai dan dibandingkan dengan tumbuh kembang bayi.
Kendati demikian para orang tua tetap diingatkan untuk tidak bergantung pada gawai sebagai hiburan anak. Hal ini akan menyebabkan minimnya stimulasi yang berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Untuk mengembangkan bukti yang bisa menjadi info bagi orang tua atau dokter apa-apa saja yang direkomendasikan, kami butuh studi yang lebih definitif,” pungkasnya.(T/R01?B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia