New York, 8 Jumadil Awwal 1436/27 Februari 2015 (MINA) – Pihak berwenang Libya tidak dapat menghentikan perdagangan gelap minyak atau keluar masuknya aliran senjata di negara itu, karenanya Libya membutuhkan kekuatan maritim internasional untuk membantu.
Sebuah laporan rahasia tentang Libya oleh Panel Ahli Dewan Keamanan PBB, pertama kali dipublikasikan oleh Reuters, Kamis (26/2), mengungkapkan, ada kemungkinan kekuatan utama dunia mempertimbangkan intervensi untuk menghentikan negara Afrika Utara itu berputar lebih jauh di luar kendali.
“Kapasitas Libya untuk mencegah peredaran senjata hampir tidak ada dan tidak ada otorisasi untuk menegakkan embargo senjata di laut lepas atau di udara,” tulis Panel Ahli dalam laporan, Al-Arabiya melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) .
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, memberlakukan embargo senjata terhadap Libya pada 2011, untuk menghentikan pengiriman senjata kepada pemerintah Muammar Gaddafi. Di bawah embargo, pemerintah hanya bisa mengimpor amunisi dengan persetujuan Komite Dewan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Panel mendesak Dewan Keamanan membentuk kekuatan maritim internasional untuk membantu pemerintah Libya mengamankan wilayah perairannya, dengan tujuan mencegah keluar-masuknya senjata di negara itu, serta ekspor ilegal minyak mentah dan turunannya, maupun sumber daya alam lainnya .
Awal bulan ini, Libya dan Mesir meminta Dewan Keamanan PBB mengakhiri embargo senjata di Libya, memberlakukan blokade laut dan membantu membangun tentara Libya untuk mengatasi Negara Islam dan pejuang lainnya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20