Yerusalem, MINA – Komite Palang Merah Internasional menggambarkan kondisi kesehatan tahanan Maher Al-Akhras, yang telah melakukan mogok makan selama 88 hari, sangat kritis.
Palang Merah menunjukkan dalam sebuah pernyataan Kamis (22/10), keprihatinan besar tentang kondisi kesehatan yang memburuk dari tahanan bisu Israel tersebut. Seperti dilaporkan Quds Press.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dokter dari Palang Merah mengunjungi Al-Akhras dan memantau kondisinya.
Para dokter mempertimbangkan, menurut pernyataan tersebut, bahwa konsekuensi kesehatan potensial “tidak dapat diubah dari perspektif medis.”
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa Palang Merah memantau situasi para pemogok kelaparan, untuk memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan hormat, menerima perawatan medis yang sesuai, dan bahwa mereka diizinkan untuk tetap berhubungan dengan keluarga mereka.
Tahanan bisu melanjutkan mogok makan terbuka selama 88 hari berturut-turut.
Al-Akhras, yang ditahan di Rumah Sakit Kaplan Israel, menghadapi kondisi kesehatan yang sangat berbahaya yang memburuk dari waktu ke waktu, dan ada kekhawatiran bahwa dia akan meninggali mendadak.
Al-Akhras telah mengirim beberapa surat di mana dia menekankan posisinya dan satu-satunya tuntutannya untuk kebebasan segera.
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan
Al-Akhras (45 tahun) merupakan ayah dari 6 anak, bekerja di bidang pertanian. Ia, ditangkap oleh pendudukan pada 27 Juli 2020, dan dipindahkan ke penahanan administratif untuk jangka waktu 4 bulan. Ia mulai pada saat penangkapannya dengan mogok makan terbuka. Menolak atas penangkapannya.
Pejuang Palestina ini juga pernah ditangkap beberapa kali sejak 1989, dan telah menghabiskan total 4 tahun di penjara pendudukan secara keseluruhan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Kamp Nuseirat, 33 Warga Gaza Syahid