PALANG MERAH: PASOKAN AIR DIGUNAKAN SEBAGAI SENJATA PERANG DI SURIAH

Warga Suriah berusaha memperoleh air bersih. (Foto: Al Jazeera)
Warga berusaha memperoleh bersih. (Foto: Al Jazeera)

, 18 Dzulqa’dah 1436/2 September 2015 (MINA) – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, warga sipil di kota Aleppo mengalami penderitaan besar karena air dan listrik sengaja diputus.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (2/9), organisasi mengatakan sekitar dua juta orang tinggal di kota Suriah itu, tapi banyak warga sangat kesulitan mengakses air.

“Layanan vital bagi masyarakat seperti pasokan air, harus dijauhkan dari konflik politik Suriah,” kata Marianne Gasser, Ketua Delegasi ICRC di Suriah, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pasokan air di Aleppo tergantung pada pengoperasian stasiun pompa dan listrik yang masing-masing dikendalikan oleh dua pihak yang bertikai.

Pengoperasian stasiun sering digunakan untuk menekan pihak lain.

“Terlalu sering di Suriah, air menjadi alat di tangan pihak yang berperang. Ini menjadi senjata perang. Warga sipil yang sangat menderita akses ke air,” kata Gasser.

Kontrol di Aleppo telah terbagi antara pemerintah dan oposisi sejak pertempuran di sana dimulai pada pertengahan 2012.

ICRC mdengatakan, situasi serupa terjadi di ibukota Damaskus, di mana memotong pasokan air telah digunakan sebagai taktik untuk berperang dengan pihak lain.

Lima tahun konflik sangat mempengaruhi infrastruktur air di negara itu.

Antara Januari dan Juni 2015, 16 juta warga di seluruh Suriah memmanfaatkan proyek air yang diselenggarakan oleh ICRC dan Bulan Sabit Merah Arab-Suriah. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

 

Comments: 0