Ramallah, MINA – Direktur Eksekutif Komisi Pemilihan Umum Otoritas Palestina Hisham Kahil mengatakan pada Ahad (3/11), pemilihan legislatif Palestina akan dilaksanakan pada bulan Februari 2020, diikuti segera setelahnya dengan pemilihan presiden.
Kepada Radio Palestina ia mengatakan, Presiden Mahmoud Abbas akan segera mengeluarkan keputusan untuk itu.
Menurut harian Asharq Al-Awsat, sebuah delegasi utusan komisi pemilihan akan segara tiba di Jalur Gaza untuk memberi tahu Hamas dan semua faksi lainnya tentang keputusan tersebut,
Ahmed Majdalani, anggota Komite Eksekutif PLO, mengumumkan bahwa organisasinya mampu mengadakan pemilihan yang adil dan transparan, menggambarkan pemungutan suara sebagai “secercah harapan baru bagi generasi untuk menggunakan hak konstitusional, hukum, dan nasional mereka.”
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Otoritas Palestina mengadakan pemilihan legislatif pada tahun 2006. Hamas memenangkan 44,45% suara dengan 74 kursi, dan Fatah meraih 41,43% suara dengan 45 kursi.
Kemenangan Hamas menaikkan Ismail Haniyeh sebagai Perdana Menteri Palestina, yang dilantik pada 20 Februari 2006.
Namun AS dan Eropa tidak mengakui hasil pemilu tersebut. Kemudian Israel memberlakukan embargo total terhadap Jalur Gaza di mana Hamas meraih kemenangan mutlak.
Haniyeh kemudian diberhentikan oleh Presiden Abbas pada 14 Juni 2007, dan ditunjuk Salam Fayyad sebagai gantinya.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Fayyad mengatur pemerintahan di Tepi Barat yang dikendalikan Fatah, sedangkan Haniyeh memerintah di Jalur Gaza yang dikendalikan Hamas.
Setelah pembicaraan rekonsiliasi, Haniyeh mengundurkan diri sebagai PM yang memerintah di Jalur Gaza pada Juni 2014.
Pada Mei 2017, Haniyeh terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Khaled Meshal. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza