Ramallah, 6 Rabi’ul Awwal 1435/8 Januari 2014 (MINA) – Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh, Selasa (7/1), mengutuk keputusan pemerintah penjajah Israel membangun 272 unit rumah baru di permukiman ilegal di Tepi Barat.
“Setiap kali menteri luar negeri AS John Kerry mengintensifkan upaya untuk mendorong proses perdamaian, Israel berusaha untuk menghancurkan upaya ini melalui keputusan dan kegiatan pembangunan permukiman ilegal yang kini sedang berlangsung,” kata Abu Rudeineh sebagaiman dikutip Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip Mi’raj News (MINA).
Dia juga mengutuk laporan terbaru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai penolakannya untuk mengevakuasi pos-pos permukiman ilegal yang berada di luar blok permukiman Israel di Hebron, kota Palestina terbesar dari jumlah penduduknya dan ‘Beit Eil’, utara Ramallah.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Sebelumnya, Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan Israel menggunakan forum negosiasi sebagai penutup untuk melanjutkan perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Persetujuan Israel untuk membangun 272 rumah permukiman ilegal baru menunjukkan wajah sebenarnya dari suatu pemerintah Israel yang menolak gagasan kedaulatan Palestina dan hanya berusaha untuk membeli waktu memaksakan realitas tertentu di lapangan, kata anggota parlemen Palestina itu.
Tanggapan yang tepat untuk klaim Benjamin Netanyahu bahwa Hebron dan permukiman ilegal Yahudi ‘Beit El’ bagian penting dari Israel adalah dengan meningkatkan perlawanan rakyat, seruan boikot, divestasi dan sanksi serta mengadu ke PBB.
Netanyahu mengatakan pada Sabtu (4/1) lalu, selama pertemuan faksi partai ekstrimis Likud di parlemen Israel Knesset, bahwa ia menentang evakuasi pos-pos permukiman yang berada di luar blok permukiman di Hebron dan Beit Eil.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Netanyahu seperti yang ditayangkan TV 10 Israel menyatakan tidak akan menyerah untuk mempertahankan setiap permukiman ilegal Yahudi yang dibangun Israel dan menyatakan tidak berniat untuk membongkar seluruh permukiman ilegal di Tepi Barat sebagai bagian dari pembicaraan damai dengan Palestina.
Netanyahu pun mengatakan bahwa Israel tidak akan memberikan apa yang ia sebut “konsesi” dalam pembicaraan perdamaian dengan Palestina, dan tidak akan pernah menarik diri dari Lembah Yordania, Al-Quds (Yerusalem), dan berbagai wilayah di Tepi Barat.
Menlu AS John Kerry meninggalkan Palestina pada Senin setelah perjalanan kesepuluh kali ke wilayah itu sejak Maret lalu, meyakini bahwa kemajuan telah dicapai meski gagal mewujudkan kerangka kerja untuk memandu pembicaraan damai Israel-Palestina selanjutnya.
Kerry tidak mengecam kegiatan pembangunan dan perluasan permukiman ilegal Israel, hanya mengulangi pernyataan sebelumnya yang mengatakan, “AS menganggap permukiman tidak sah”.
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
AS yang memiliki hubungan khusus dengan penguasa Tel Aviv terus memberikan miliaran dolar bantuan keuangan dan militer tahunan secara langsung dan tidak langsung kepada Israel.
Lebih dari 350 ribu pemukim Yahudi Israel tinggal di permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, di samping lebih dari 200 ribu pemukim yang tinggal di dalam dan sekitar Al-Quds (Yerusalem) Timur. (T/P02/E02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur