PALESTINA PERINGATKAN PEMBAGIAN MASJID AL-AQSHA JADI KONFLIK AGAMA

Sekelompok ekstrimis Yahudi dimpin seorang Rabi radikal, Yehuda Glick yang dikawal ketat polisi khusus Israel melakukan tur provokatif di depan Masjid Al-Qibly, lingkungan Masjid Al-Aqsha, Al-Quds yang diduduki, Palestina. (Foto: Al-Aqsa Foundation)
Sekelompok ekstrimis Yahudi dimpin seorang Rabi radikal, Yehuda Glick yang dikawal ketat polisi khusus melakukan tur provokatif di depan Masjid Al-Qibly, lingkungan Masjid , yang diduduki, . (Foto: Al-Aqsa Foundation)

Ramallah, 24 Dzulqa’dah 1435/18 September 2014 (MINA) – Kabinet Palestina memperingatkan pembagian secara waktu dan tempat dari Al-Aqsha, menyalahkan pemerintah pendudukan Israel atas pelanggaran tersebut yang akan mengubah konflik menjadi sebuah konflik agama.

Selama pertemuan pekanan dipimpin Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah, kabinet meminta masyarakat internasional, PBB, Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memikul tanggung jawab mereka terhadap rakyat Palestina guna mengejar hak-hak mereka; sebagian besar hak kedaulatan atas tanah Palestina serta kebebasan beribadah dan akses penuh menuju tempat-tempat suci.

Kabinet juga menyerukan masyarakat dunia untuk mengambil tindakan hukum terhadap penjahat Israel atas kejahatan dan pelanggaran mereka yang terus menerus terhadap rakyat Palestina, Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Kabinet sangat mengutuk keputusan perencanaan dari dewan pembangunan dan perencanaan nasional pendudukan Israel untuk membangun sebuah taman Talmud di tanah Palestina.

Langkah itu dianggap sebagai tindakan ilegal, yang melanggar hukum dan konvensi internasional serta akan menyebabkan aneksasi sekitar 700 hektar tanah Desa Issawiya dan Desa Tour berdekatan dengan Kota Al-Quds (Yerusalem).

Selain itu, kabinet mengecam keras kampanye serangan harian yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dan kelompok kolonial-pemukim ilegal ekstrimis Yahudi di Masjid Al-Aqsha serta mencegah warga Palestina memasuki Al-Aqsha untuk menunaikan shalat.

Kelompok pemukim ilegal ekstremis Yahudi, sering disertai dengan pasukan keamanan Israel, berulang kali memaksa masuk menuju kompleks Al-Aqsha.

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Temple Mount,” mengklaim lingkungan itu adalah tempat dua dinagog Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Israel menduduki Al-Quds selama Perang Timur Tengah 1967. Israel kemudian menganeksasi kota suci pada tahun 1980, mengklaim dengan memproklamirkan diri sebagai ibukota negara Yahudi. (T/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0