PALESTINA PERINGATKAN UPAYA ‘ISRAEL’ HANCURKAN AL-AQSHA

Proyek Penggalian yang dilakukan Otoritas Israel di bawah Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds, Palestina. (Foto Eksklusif: Al-Aqsa Foundation)
Proyek Penggalian yang dilakukan Otoritas di bawah Masjid , Kota Al-Quds, bertujuan merobohkan fondasinya. (Foto Eksklusif: Al-Aqsa Foundation)

Al-Quds, 19 Rabi’ul Akhir 1436/9 Februari 2015 (MINA) – Banyak tokoh Palestina telah menyatakan kekhawatiran mereka berdasarkan indikator lapangan dan keamanan, bahwa pendudukan Israel dapat mengambil keuntungan dari beberapa peristiwa atau apa yang mereka sebut “momen bersejarah” untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha.

Dr Jamal Amr, seorang pakar urusan Al-Quds dan permukiman ilegal Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada Palestinian Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin, indikator lapangan dan keamanan memastikan pendudukan Israel sedang melaksanakan agresi mematikan termasuk probabilitas tinggi menghancurkan Masjid Al-Aqsha dan membangun sinagog dugaan di atas reruntuhannya.

Amr menjelaskan, baru-baru ini, Sheikh Raed Salah, pemimpin Gerakan Islam di tanah Palestina yang diduduki 1948, memperingatkan penghancuran Masjid al-Aqsha didasarkan pada beberapa informasi yang ia terima.

“Dan saya setuju dengannya; karena kepemimpinan politik dan legislatif di Israel membuat janji untuk membangun sinagog dugaan,” ujar Amr.

Di antara para pemimpin Israel yang paling menonjol, lanjut Amr, yang menyatakan akan membangun sinagog dugaan adalah Menteri Perumahan Israel, Uri Ariel, dan Wakil Ketua Parlemen Israel (Knesset), Moshe Feiglin, serta sejumlah pejabat pemerintah saat ini.

Dr Amr juga menjelaskan, para pemimpin Israel yang menjanjikan pembangunan sinagog di Al-Aqsha pada kampanye pemilu Israel telah melakukan serangan dan pembobolan sepanjang bulan terakhir.

Manfaatkan Krisis Arab

Salah satu drone yang diterbangkan ekstrimis Israel di sekitar Masjid Al-Aqsha. (Foto: Ma'an)
Salah satu drone yang diterbangkan ekstrimis Israel di sekitar Masjid Al-Aqsha, 18 Januari 2015. (Foto: Ma’an News)

Dr Amr memperingatkan, mereka mungkin mengambil keuntungan dari krisis berturut-turut melanda negara-negara Arab saat ini. Dia juga menarik perhatian pada pesawat drone Israel yang terbang di atas Masjid Al-Aqsha, mencatat bahwa pesawat tanpa awak (drone) yang diterbangkan itu dapat digunakan untuk memulai serangan bom.

Dia juga menunjukkan, setelah 17 Maret 2015 mendatang, tanggal pemilu Israel, Palestina akan menghadapi dilema yang sangat serius; karena para anggota dari 25 organisasi ekstremis Yahudi mengakui mereka telah mengalami tekanan dari polisi dan intelijen Israel untuk meningkatkan penyerbuan dan serangan mereka terhadap Masjid Al-Aqsha dan jamaah Muslim di dalamnya.

“Para ektrimis Yahudi akan memprovokasi mereka (jamaah masjid) dan melepas jilbab (kerudung) Muslimah Palestina sehingga dapat memicu reaksi rakyat Palestina dan kemudian menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan pembantaian mirip dengan pembantaian di Masjid Ibrahimi Hebron,” jelas Amr.

Hari-hari Kritis

Sementara itu, Sheikh Raed Salah mengatakan, hari-hari setelah pemilihan parlemen Israel akan menjadi kritis karena sejumlah partai ekstrimis Israel menyatakan akan menjalankan proyek-proyek berbahaya terhadap Masjid Al-Aqsha.

Dia juga menunjukkan bahwa beberapa pihak Arab menampaikan kepadanya peringatan serius tentang skema Israel untuk meledakkan bom di dalam Masjid Al-Aqsha pada hari berikutnya setelah dilaksanakan pemilu.

“Kami akan memainkan peran kami dalam melindungi Masjid Al-Aqsha seperti yang selalu kami lakukan,” tegas Sheikh Raed Salah.

“Muslimin Palestina harus tinggal di Masjid Al-Aqsha pada pagi hari dan melakukan i’tikaaf di dalamnya pada malam hari dan akan selalu siap untuk setiap serangan yang mungkin terjadi,” tambahnya.

Sheikh Raed Shalah juga menunjukkan bahkan Partai Kiri Israel Meretz telah menyetujui para ekstrimis melakukan ritual Talmud di dalam Masjid Al-Aqsha.

Untuk dicatat; ada beberapa pernyataan Israel yang menekankan pentingnya memberlakukan pembagian sementara pada Al-Aqsha setelah pemilu Knesset Israel. Dia juga menekankan bahwa krisis dan permasalahan dalam negeri negara-negara Arab saat ini yang menjadikan para pemimpin dan rakyatnya sibuk dengan urusan masing-masing.

“Namun, tidak harus mengalihkan perhatian kita dari melindungi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha,” ujar Sheikh Raed Shalah.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0