Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parlemen ASEAN Tidak Rekomendasikan Warga Rohingya Kembali Sampai Situasi Aman

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 27 Oktober 2018 - 15:37 WIB

Sabtu, 27 Oktober 2018 - 15:37 WIB

2 Views

Pengungsi Rohingya. (Foto: vocfm)

Jakarta, MINA – Ketua Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR), Charles Santiago, mengatakan bahwa tidak merekomendasikan warga Rohingya untuk kembali ke Myanmar sampai kondisi aman bagi mereka.

Santiago, yang juga anggota parlemen Malaysia, juga mengumumkan bahwa tim menteri luar negeri ASEAN akan mengunjungi Myanmar pada bulan November. Dhaka Tribune melaporkan, Jumat (26/10).

Ketua APHR baru-baru ini mengumumkan bahwa tim menteri luar negeri ASEAN akan mengunjungi Myanmar pada bulan November.

“Para menteri luar negeri ASEAN tampaknya akan membantu Myanmar dalam pemulangan pengungsi Rohingya, tapi saat ini masih prematur dan memprihatinkan,” ujarnya.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Ketua APHR menambahkan, “Komunitas Rohingya telah menderita puluhan tahun dari penindasan, diskriminasi, dan kekerasan di Myanmar. Sangat jelas bahwa syarat-syarat untuk kembalinya Rohingya yang aman dan bermartabat ke tanah air mereka masih jauh dari terpenuhi”.

“Setiap inisiatif untuk mengembalikan para pengungsi ke Myanmar harus transparan dan memenuhi standar hak asasi manusia internasional,” ujarnya.

Santiago juga menyebutkan bahwa: “Negara harus memastikan bahwa komunitas Rohingya harus dikonsultasikan dalam prosesnya. Rohingya telah mengalami pelanggaran yang tak terkatakan dan harus memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri”.

“Repatriasi tidak boleh dimulai sampai lingkungan yang aman dan selamat untuk kembalinya Rohingya secara sukarela. Ini harus mencakup pemerintah Myanmar yang menghapuskan praktik negara yang diskriminatif, dan menjamin bahwa orang-orang yang kembali tidak akan menetap tanpa batas di kamp-kamp pengungsi internal,” lanjutnya.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Lebih lanjut, ia mengatakan, Rohingya juga harus diizinkan untuk beribadah secara bebas, mengakses pendidikan, menerima kompensasi untuk kehilangan tanah dan mata pencaharian mereka, dan menerima tingkat perlindungan internasional.

Lebih dari 700.000 warga Rohingya meninggalkan Myanmar, ke distrik Cox Bazar, Bangladesh, setelah dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat penganiayaan militer. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Internasional
Indonesia
Dunia Islam