Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasca Mogok Makan Kesehatan Petinggi Palestina Makin Memburuk

Rana Setiawan - Selasa, 25 April 2017 - 00:37 WIB

Selasa, 25 April 2017 - 00:37 WIB

346 Views

(Foto: PNN)

(Foto: PNN)

Ramallah, 27 Rajab 1438/24 April 2017 (MINA) – Kondisi kesehatan seorang petinggi Palestina yang masih mendekan di penjara Israel, Marwan Al-Barghouti, kian memburuk jelang delapan hari aksi mogok makannya.

Komite Media Kebebasan dan Martabat melaporkan, para tahanan dari semua faksi politik Palestina berpartisipasi dalam aksi mogok makan massal yang diprakarsai oleh Marwan Barghouti, anggota Dewan Legislatif Palestina dan Komite Pusat Fatah, serta Karim Younis dan Maher Younis, tahanan tertua dan terlama yang dipegang sejak 1983 , Dan Diaa Al-Agha, yang ditahan sejak sebelum penandatanganan persetujuan Oslo tahun 1993.

Komite media mengatakan bahwa Al-Barghouti menolak mendapatkan perawatan medis, demikian Kantor Berita Palestina WAFA melaporkannya yang dikutip MINA.

Jumlah tahanan Palestina yang telah bergabung dalam aksi mogok makan, yang diluncurkan pada hari Senin (17/04/2017), untuk menuntut kondisi penjara dan perawatan yang lebih baik, telah mencapai tahun 1.580.
Issa Qaraqe, Ketua Komisi Urusan Tahanan Palestina, mengatakan jumlah tahanan yang ikut aksi mogok makan diperkirakan akan meningkat.

Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur

Komite media mengatakan, tujuan para peserta menggelar aksi mogok makan tersebut di antaranya untuk mengembalikan banyak hak mereka yang diambil oleh otoritas penjara pendudukan, yang telah mereka capai melalui banyak serangan di masa lalu.

Para tahanan tersebut menuntut agar dipindahkan ke penjara di wilayah-wilayah pendudukan sesuai dengan Konvensi Jenewa Keempat, yang akan memudahkan keluarga mereka untuk mengunjunginya, dan juga melarang pembatasan kunjungan keluarga dan perawatan yang lebih baik di pos pemeriksaan militer.

Tuntutan lainnya meliputi: peningkatan akses terhadap perawatan medis; durasi kunjungan meningkat dari 45 menjadi 90 menit; keluarga tahanan wanita bertemu tanpa hambatan kaca untuk memungkinkan ibu memeluk anaknya; perbaikan dalam kondisi penahanan termasuk mengurangi pembatasan masuknya buku, pakaian, makanan dan hadiah lainnya dari anggota keluarga; memulihkan beberapa fasilitas pendidikan; dan memasang telepon untuk memungkinkan tahanan berkomunikasi dengan keluarga mereka. (T/R01/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024  

Rekomendasi untuk Anda