Bogor, MINA – Saat ini, Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Bogor tak memiliki penghuni. Ratusan rumah yang masih berdiri dibiarkan kosong begitu saja oleh sang pemilik yang memilih mengungsi.
Asep salah satu warga terdampak. Ia memboyong seluruh keluarganya tinggal di pengungsian di SDN Banar 3. Trauma menjadi penyebab, demikian rilis Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang diterima MINA, Rabu (15/1).
“Belum tahu kapan balik lagi ke sana, kalau bisa sih dapat bantuan pindah lokasi tempat tinggal,” ungkap Asep kepada ACTNews.
Sementara seorang pengungsi bernama Manta, hanya dapat melihat dengan duka proses pencairan korban yang masih dinyatakan hilang akibat bencana longsor.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Dari kejauhan ia menyaksikan tim SAR berjibaku dengan lumpur tebal. Mereka terus mencari korban yang masih dinyatakan hilang. Salah satunya ialah Cicih Handayani, keponakannya.
“Semoga Cici segera ketemu,” harap Manta.
Sementara itu, tim Disaster Emergency Response (DER) Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama tim SAR Gabungan pada Rabu (15/1) terus melakukan pencarian korban dengan menggunakan air bertekanan tinggi untuk menyingkirkan lumpur.
“Namun, karena hujan yang terus mengguyur, pencarian dihentikan karena dikhawatirkan adanya longsor susulan yang dapat membahayakan tim SAR,” tambahnya.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Saat longsor terjadi, Kampung Sinar Harapan sempat terisolir karena satu-satunya jalan keluar masuk kampung tertutup longsoran tanah yang tebal.
Kampung Sinar Harapan sendiri merupakan salah satu daerah permukiman yang terdampak parah longsor yang terjadi di awal tahun 2020 lalu.
Sedangkan Kampung Banar yang berada tepat di bawah Kampung Sinar Harapan dilanda banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cidurian yang melintasi kampung tersebut. (R/HD/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia