Jakarta, MINA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan pangan pokok selama Ramadhan hingga lebaran aman, demikian Kepala Badan Ketahanan Pangan (BPK) Agung Hendriadi.
Ia mengatakan, 12 komoditas bahan pokok yang dipastikan tersedia adalah beras, jagung, kedelai minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi dan kerbau, daging ayam ras, dan telur ayam.
“Kita sudah cek, kondisi ketersediaan pangan pokok kita aman, baik untuk bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri,” katanya dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang bertajuk “Pengendalian Harga Pangan” di Gedung Serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (13/5).
Dia menjelaskan, jelang Ramadhan dan Lebaran terdapat permintaan konsumsi yang meningkat sebesar 10-20 persen. Hal itu diantisipasi, kata dia, salah satunya dengan menyiapkan dan menanam 3-4 bulan produksi jelang panen dalam mengantisipasi puasa dan lebaran.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Agung menerangkan, pemerintah memiliki pengalaman yang baik dalam menjaga inflasi jelang Lebaran terutama untuk tiga tahun terakhir, di mana permintaan yang meningkat tidak mengakibatkan lonjakan harga seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada Juni 2018, inflasi mampu dijaga cukup rendah yakni 0,59 persen. “Beberapa komoditas seperti telur ayam ras, beras, bawang putih, dan cabai merah bahkan memberikan andil deflasi,” kata dia.
Adapun mengenai isu beberapa harga komoditas yang sempat mengalami gejolak, Kementan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menstabilkan harga dengan melaksanakan operasi pasar (OP). Harga bawang putih saat ini, kata dia, berangsur kembali ke harga normal setelah sebelumnya mencapai Rp 70 ribu per kilogram (kg), begitu juga dengan cabai merah.
Agung menjelaskan, saat ini 90 persen kebutuhan bawang putih memang masih berasal dari impor sehingga harga sangat terkait dengan pasokan dari luar. Akan tetapi, dia mengatakan, Kementan sudah melakukan sejumlah langkah untuk menghilangkan ketergantungan tersebut dengan mewajibkan para importir untuk menanam lima persen dari kuota impor yang diberikan.
“Hasilnya, saat ini sudah ada 20 ribu lahan baru pertanaman bawang putih dari sebelumnya yang hanya 2.000 hektare. Seluruh panennya langsung dijadikan benih sehingga di 2021 kita bisa swasembada dengan 60 ribu hektare lahan atau setara 600 ribu hektare bawang putih,” kata Agung.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Sedangkan untuk bahan pangan pokok lain pihaknya meminta pemerintah untuk tidak mengkhawatirkan. Berdasarkan neraca kumulatif yang dimilikinya, komoditas seperti beras Indonesia masih tersedia stok hingga 15 juta ton, minyak goreng 13 juta ton, gula pasir 389 ribu ton, daging sapi 32 ribu ton, telur 471 ribu ton, dan bawang merah 83 ribu ton.
Sementara Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar memastikan, stok beras secara nasional menjelang bulan Ramadhan 2019 terbilang stabil.
Ia menjelaskan, stok beras yang dimiliki menjelang bulan Ramadhan cukup stabil, yakni 2,05 juta ton.
”Beras 2,05 juta ton itu sisa stok pengadaan dalam negeri tahun lalu, pengadaan tahun ini, dan juga beras dari luar negeri,” kata Bachtiar.
Stok beras itu juga diprediksi bertambah, karena bakal terjadi panen di wilayah Jata Timur, Jawa Barat, hingga Sulawesi pada bulan Mei. Dengan tambahan musim panen tersebut, Bulog optimistis terjadi pertambahan jumlah produksi beras mencapai 10 ribu ton per hari.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Bachtiar menambahkan, Bulog lebih banyak membeli gabah dari petani ketimbang beras. Sebab, gabah lebih mudah diolah saat dibutuhkan untuk digiling langsung. “Sekarang Bulog banyak membeli gabah ketimbang beras, terutama untuk segi keamanan.Kalau gabah, risiko turun mutunya sedikit. Jadi, lebih baik kami menyimpan gabah daripada beras”. (R/Iv/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah