Vatikan, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Paus Francis pada Sabtu (5/3) menyatakan keterkejutannya atas diserangnya sebuah rumah perawatan lansia di kota pebuhan Aden, Yaman.
Pernyataan dari Vatikan menyebutkan Paus menyatakan simpatinya terhadap korban serangan “jahat” yang menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk empat biarawati.
Sejumlah pria bersenjata pada Jumat lalu (4/3) menyerang rumah pensiunan Katolik yang didirikan oleh badan amal yang didirikan oleh Ibu Teresa.
Menurut seorang pejabat, para penyerang memasuki tempat di distrik Sheikh Othman, Aden, setelah memberitahu penjaga, mereka mau mengunjungi ibunya. Setelahnya para penyerang menyerbu gedung, mengikat karyawan dan melakukan pembakaran.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Paus Francis terkejut dan sangat sedih mengetahui pembunuhan terhadap empat Misionaris Cinta Kasih dan 12 lainnya di sebuah rumah untuk orang tua di Aden,” kata Sekretaris Negara Vatikan Pietro Parolin.
Sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mereka yang tewas termasuk empat biarawati Katolik dari India, empat perawat lokal, empat penjaga keamanan, dan staf pembersih.
“Mereka memaksa pria dan wanita keluar dengan tangan terikat. Kami mendengar suara tembakan, dan ketika kami keluar, kami melihat mereka semua mati di kebun,” kata warga yang bernama Um Mohammed.
Jeritan warga lanjut usia menggema dari rumah selama penembakan. Saksi mengatakan kepada kantor berita AFP, mereka melihat mayat pekerja tewas dengan tangan terikat di belakang punggung dan terkapar di lantai.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Belum diketahui apa motif orang-orang bersenjata yang melarikan diri setelah serangan itu. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab.
PBB mengatakan, hampir 6.000 orang telah tewas dalam pertempuran di Yaman, sementara ratusan ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata