New York, 16 Ramadhan 1438/11 Juni 2017 (MINA) – Pawai anti Syariah digelar setidaknya di 28 kota di AS, menuntut tidak diberlakukannya hukum syariah di negara itu dan mendukung larangan Muslim yang sebelumnya diberlakukan presiden AS Donald Trump.
Meskipun dengan dalih menolak syariah, pawai yang dipelopori ACT for America tersebut dinilai sebagai kampanye anti Islam yang menyebarkan kebencian terhadap agama minoritas ini secara umum.
Hal itu diungkapkan Corey Saylor Dewan Hubungan Islam dan Amerika (CAIR) yang menyebut pawai nasional itu sebagai upaya memperbolehkan kebencian terhadap Muslim di negara Paman Sam itu.
Warga turun ke jalan-jalan dengan membawa poster yang bertuliskan anti syariah, menyebut hukum berbasis Islam itu tidak sejalan dengan HAM dan konstitusi AS. Sambil berteriak, mereka juga menabuh drum dan genderang yang memanaskan situasi di tengah demo siang hari.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
ACT for America juga digambarkan oleh Southern Poverty Law Center (SPLC) sebagai kelompok anti-Muslim terbesar di AS.
Brigitte Gabriel, pendiri kelompok tersebut, adalah warga Amerika keturunan Lebanon yang pernah menyebut orang Arab sebagai kelompok “barbar”. Dia telah menjadi pendukung vokal Presiden AS Donald Trump.
Dalam pidato di sebuah pertemuan lobi pro-Israel pada 2007, Gabriel mengatakan bahwa orang-orang Arab “tidak memiliki jiwa”.
Sementara itu, pawai saingan diselenggarakan tidak jauh dari lokasi-lokasi demo, di mana aktivis dan atheist menyuarakan dukungan mereka untuk Muslim.(T/RE1/B5)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)