PBB Berupaya Pindahkan Pengungsi Suriah ke Tempat Aman

Kepala Badan Pengungsi PBB, Filippo Grandi (Foto: Al Arabiya)
Kepala Badan Pengungsi , Filippo Grandi
(Foto: Al Arabiya)

Beirut, 9 Rabi’ul Akhir 1437/19 Januari 2016 (MINA) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berupaya memindahkan lebih dari 4 juta warga yang telah melarikan diri dari tanah air mereka ke wilayah-wilayah yang aman.

“PBB selaku lembaga yang memiliki kewenangan terkait kondisi dunia sedang menghadapi tantangan perang saudara yang sedang terjadi di Suriah selama hampir lima tahun terakhir. Bantuan kemanusiaan dan kebutuhan global yang semakin dibutuhkan di wilayah itu kian berkurang karena konflik yang terjadi di Suriah,” kata Filippo Grandi, Kepala Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Senin (18/01) kemarin.

Sebelumnya, Grandi mengunjungi beberapa negara tetangga Suriah. Ia singgah ke Jordania setelah sebelumnya singgah di Turki, demikian Al Arabiya dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Akhir pekan ini, ia dijadwalkan berkunjung ke Lebanon untuk mengetahui kondisi negara itu. Ia juga akan mengunjungi kamp pengungsi Zaatari di Jordania setelah bertemu dengan Raja Abdullah II di ibukota Amman.

Ia berupaya untuk mengumpulkan dana bagi pengungsi pada sebuah konferensi yang akan diselenggarakan di London Februari mendatang. Setelah konferensi itu, ada pertemuan tingkat internasional pada Maret di Jenewa, dimana negara-negara akan berkomitmen untuk menampung pengungsi.

“Saya pikir kita harus jauh lebih ambisius, kita berbicara untuk jumlah yang sangat besar. Apa yang dibutuhkan adalah pembagian tanggung jawab bersama untuk krisis yang tidak hanya terjadi di negara-negara tetangga Suriah,” tegasnya.

Ratusan ribu pengungsi masuk ke Eropa pada 2015 lalu, diiringi dengan penyelundup yang membawa mereka menyeberangi laut dengan berbagai resiko.

Mereka terdampar di daerah gurun terpencil, dan Jordania hanya mengakui beberapa diantaranya setiap harinya setelah pemeriksaan keamanan yang ketat. UNHCR telah memperingatkan, para pengungsi dalam kondisi yang kian buruk, termasuk kurangnya tempat tinggal yang memadai. (T/ima/R02) 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)