Greece, 10 Sya’ban 1436/17 Mei, 2016 (MINA) – PBB mendesak Yunani untuk menghentikan penahanan anak-anak pengungsi, beberapa di antaranya yang dikurung di sel polisi selama berminggu-minggu, dan mengembangkan layanan perlindungan sebagai gantinya.
Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Pengungsi, Francois Crepeau, mengatakan Senin 16/5, bahwa ia telah bertemu anak-anak tanpa pendamping yang ditahan di kantor polisi selama lebih dari dua minggu tanpa akses ke luar, mengalami trauma dan tertekan disebabkan perlakuan yang mereka terima.
“Anak-anak tidak harus ditahan. Penahanan hanya boleh dilakukan ketika ia dapat menimbulkan risiko, bahaya, ancaman bagi masyarakat dan ancaman itu harus didokumentasikan, tidak bisa dengan mengada-ada,” tambahnya, sebagaimana dilaporkan Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Crepeau juga mengatakan bahwa anak-anak dan keluarga harus ditawarkan alternatif untuk penahanan.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Dia mendesak Pemerintah Yunani mengembangkan sistem perwalian substansial dan efektif dan meningkatkan kapasitas perlindungan bagi anak-anak.
Lebih dari satu juta pengungsi, banyak yang mengungsi dari perang Suriah, telah tiba di Eropa melalui Yunani sejak tahun lalu. Sejauh ini sepanjang tahun 2016 sbanyak lebih dari 150.000 pengungsi telah tiba dan 38 persen dari mereka anak-anak, menurut data badan pengungsi PBB.
Yunani, di tahun keenam dari krisis ekonomi, telah berjuang untuk mengatasi angka.
Badean amal internasional Save the Children mengatakan sekitar 2.000 anak-anak sendirian mengungsi ke Eropa atau kehilangan keluarga mereka di perjalanan atau terdampar di Yunani. Hanya 477 ruang penampungan yang tersedia di seluruh negara itu. (T/P005/P2)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)