Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: Pemuda Bertempur di Suriah tidak Termotivasi oleh Islam

Syauqi S - Senin, 7 Agustus 2017 - 10:06 WIB

Senin, 7 Agustus 2017 - 10:06 WIB

148 Views ㅤ

Foto: Getty

Jenewa, MINA – Sebuah lembaga Kontra-Terorisme PBB (United Nations Office of Counter-Terrorism/UNOCT) melaporkan, sekitar 25 ribu pemuda Eropa yang berangkat ke Suriah untuk bertempur melawan rezim termotivasi bukan karena ajaran Islam.

Laporan tersebut menjelaskan para pemuda yang pergi berperang tidak memiliki pengetahuan yang terperinci tentang ajaran Islam. Sebenarnya, mereka hanya tahu sedikit tentang agama mereka.

“Mereka mengatakan tidak ingin melakukan tindakan terorisme di Eropa jika mereka kembali,” Common Dreams melaporkan Ahad (6/8) yang dikutip MINA.

Mengapa mereka meninggalkan kampung halaman dan berangkat ke Suriah? Ternyata mereka berpendapat bahwa rezim Bashar al-Assad yang didominasi oleh Syiah Alawiyah menganiaya Muslim.

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

Sebelumnya, beberapa penelitian menyebutkan, mereka yang melarikan diri untuk bergabung dengan kelompok teroris atau gerilyawan adalah kalangan yang berpendidikan dan kelas menengah. Namun penelitian UNOCT menemukan latar belakang yang berbeda. Sebagian besar mereka adalah warga miskin perkotaan dan hidup tanpa harapan. Sebagian besar mengatakan mereka berharap bisa meninggalkan situasi tak menguntungkan di negaranya hingga mereka memutuskan pergi ke Suriah.

Sepertiga dari mereka yang pergi ke Suriah adalah pengangguran. Sisanya pekerja kasar.

“Hasil studi kami menunjukkan, baik sisi agama maupun keluarga semuanya tidak memotivasi mereka untuk terlibat dalam peperangan di Suriah atau kawasan Timur Tengah lainnya, melainkan karena pengaruh pertemanan saja,”tulisnya dalam laporan .

Psikolog Marc Sageman berpendapat bahwa keputusan untuk bergabung dengan kelompok teroris didasarkan pada pengaruh persahabatan yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut

Teori ini telah mendorong beberapa pengamat menyerukan ‘pendekatan jaringan sosial dalam mengatasi terorisme’. (T/R11/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Dua Kapal Tenggelam di Yunani, Satu Tewas Puluhan Hilang 

 

 

Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York

Rekomendasi untuk Anda

Eropa