Gaza, 1 Ramadhan 1438/27 Mei 2017 (MINA) – Koordinator Khusus PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov memperingatkan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza akan menghadapi “krisis kemanusiaan” jika pasokan listrik yang sudah sedikit dipangkas lagi.
Mladenov mengatakan pada hari Jumat (26/5), otoritas Israel dan Palestina serta gerakan Hamas yang mengatur Gaza, semuanya memiliki kewajiban untuk kesejahteraan penduduk Gaza.
Otoritas Palestina telah mengatakan selama beberapa pekan terakhit bahwa pihaknya akan mengurangi pembayarannya ke Israel untuk mendapatkan listrik Gaza.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Otoritas Israel mengumumkan pada hari Kamis (25/5) bahwa pihaknya akan mengurangi pasokan listrik yang sebelumnya sudah turun menjadi sekitar empat jam sehari. Namun, belum ada tanggal yang ditetapkan.
“Menurut Anda, berapa lama mereka bisa bertahan jika ini dikurangi menjadi dua jam listrik per hari? Siapa yang akan membayar harga kekerasan dan eskalasi berikutnya?” tanya Mladenov, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Listrik di Gaza hanya membuat air minum tersedia selama beberapa jam setiap dua sampai empat hari. Rumah sakit hampir tidak berfungsi tanpa listrik, menunda operasi dan mengurangi pembersihan dan sterilisasi. Termasuk kurangnya irigasi sehingga membuat harga pangan melonjak tinggi.
Bulan lalu, Presiden Mahmoud Abbas berselisih dengan Hamas mengenai pajak bahan bakar, setelah pembangkit listrik yang diandalkan Gaza untuk hampir sepertiga di wilayah tersebut berhenti bekerja.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Mladenov mengatakan PBB menawarkan bantuan darurat kepada dua juta penduduk Gaza dengan bahan bakar untuk generator, air, kebutuhan medis dan sanitasi, tapi cadangan tersebut akan habis dalam beberapa pekan ke depan.
“Di Gaza kita memasuki krisis lain dengan mata terbuka lebar,” tambah Mladenov. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel