Gaza, 11 Safar 1436/4 Desember 2014 (MINA) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai menyelidiki serangan Israel yang menghancurkan fasilitas PBB selama agresi ke Jalur Gaza musim panas lalu.
PBB juga akan menyelidiki apakah pejuang Palestina mempunyai dan menyimpan senjata di beberapa sekolah PBB sebagaimana tuduhan dan alasan agresi militer Israel yang mengakibatkan banyak korban dari warga sipil Gaza, demikianAl-Arabiya melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Sekelompok tim penyelidik PBB tiba di Gaza pada Selasa (2/12) sedang melakukan penyelidikan, tiga bulan setelah perang berakhir. Penyelidikan diperkirakan berlangsung tiga pekan.
Mereka sudah bertemu dengan perwakilan pendudukan Israel di Kota Al-Quds dan juga mengunjungi lokasi-lokasi yang terkena serangan di wilayah yang diduduki Israel.
Baca Juga: Tahanan Wanita di Penjara Damoun Israel Alami Perlakuan Tidak Manusiawi
“Mereka mengunjungi lokasi-lokasi yang terkena dampak serangan. Mereka melakukan pertemuan dan wawancara dengan orang-orang yang terlibat,” kata Robert Turner, direktur operasi untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNHCR) di Gaza pada Rabu (3/12) kemarin.
Ia menambahkan, upaya penyelidikan ini khusus untuk pelanggaran yang menghancurkan fasilitas PBB saja. “Ini khusus untuk melihat pelanggaran netralitas instalasi PBB.”
Menurut pejabat Palestina, selama konflik Juli-Agustus lalu, artileri dan tank Israel menghancurkan setidaknya enam fasilitas yang dikelola PBB, menewaskan sekitar 30 warga sipil Palestina yang berlindung di sana.
Sementara otoritas pendudukan Israel menuduh pejuang Palestina menggunakan fasilitas PBB sebagai tameng untuk menembakkan roket ke wilayah yang diduduki Israel.
Baca Juga: UNRWA Sebut Kelaparan di Gaza telah Mencapai Tingkat Kritis
Baik Israel dan Hamas, gerakan yang mendominasi Gaza, telah mengatakan mereka akan bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan yang dibentuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.
Namun, Israel mengatakan pihaknya tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan terpisah yang dilakukan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, untuk mencari kemungkinan kejahatan perang, dengan mengatakan, dewan bias terhadap Israel.
Sementara itu, juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, Hamas senang bekerja sama dengan kedua dewan penyelidikan dan Israel harus dipaksa untuk tunduk pada penyelidikan Dewan HAM.
“Proses selektif Israel menerima komite dan memboikot komite lainnya tidak bisa diterima dan merusak reputasi PBB,” ujarnya. (T/P011/R05)
Baca Juga: Lebih dari 435 Wanita Palestina Ditahan Sejak 7 Oktober 2023
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Sambut Baik Gencatan Senjata di Lebanon