New York, 22 Muharram 1435/26 November 2013 (MINA) – PBB telah menetapkan tanggal pembicaraan antara pemerintah Suriah dan oposisi, dalam upaya mendorong terwujudnya pertemuan pertama sejak dimulainya perang 32 bulan yang lalu di negara itu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pada Senin (25/11), konferensi yang akan diselenggarakan di Jenewa pada 22 Januari adalah “misi harapan” untuk mengakhiri perang saudara dan menyetujui pemerintahan transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh.
Namun juru bicara oposisi Koalisi Nasional Suriah (SNC) Laui Safi mengatakan tak lama setelah pengumuman, kelompok itu hanya akan hadir jika rezim Suriah melaksanakan prasyaratnya yaitu pembebasan tahanan dan bantuan untuk kota-kota yang terkepung, dan Presiden Bashar al-Assad tidak memiliki peranan dalam pemerintahan transisi baru.
SNC juga mengatakan, mereka membutuhkan dukungan dari semua brigade oposisi dalam negeri, termasuk kelompok yang berafiliasi al-Qaeda, sebelum memulai pembicaraan damai.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Namun, menurut Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays, penetapan tanggal tidak menjamin bahwa pembicaraan akan terlaksana.
“Sebelumnya PBB telah mencoba untuk membujuk oposisi ke meja (perundingan). Ketika itu tidak berhasil, mereka harus menetapkan tanggal mencoba memaksa mereka ke meja. Delegasi mungkin akan hadir, tetapi mereka akan mewakili orang-orang di tanah air.”
Pengumuman ini dibuat setelah pembicaraan utusan perdamaian PBB Lakhdar Brahimi dengan diplomat Rusia dan AS pada hari Senin di Jenewa.
“Kami sangat menyadari banyak hambatan di jalan menuju solusi politik, dan kita akan memasuki konferensi Jenewa untuk Suriah dengan mata kita terbuka lebar,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
PBB mengatakan, pembicaraan Jenewa akan menjadi pembicaraan internasional, tapi itu tidak jelas dari pernyataan Ban, apakah Iran akan diundang.
Namun Ban mengharapkan semua mitra regional dan internasional menunjukkan dukungan mereka yang berarti negosiasi konstruktif.
“Kami akan pergi ke Jenewa dengan misi harapan,” kata Ban dalam pernyataannya. “Konferensi Jenewa adalah kendaraan untuk transisi damai yang memenuhi aspirasi yang sah dari semua rakyat Suriah untuk kebebasan dan martabat, yang menjamin keselamatan dan perlindungan kepada seluruh masyarakat di Suriah.”
Pada konferensi pers Senin, Brahimi mengatakan daftar lengkap peserta belum diselesaikan. Akan ada pertemuan bulan depan pada subjek dan dia berharap delegasi akan diputuskan pada akhir tahun ini. (T/P09/R2).
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan