Peggy Melati Sukma: Pentingnya Milenial Bangun Kesadaran Bebaskan Al-Aqsa

(Foto: Doc. MINA)

,  MINA  – Da’iyah sekaligus aktivis pembela Palestina, Khadijah Peggy Melati Sukma mengatakan pentingnya kaum milenial membangun kesadaran untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa.

“Kita sebagai Muslimah mari kita menentang penjajah, karena mereka menentang perintah Allah dan Rasul-Nya,” kata Khadijah Peggy dalam acara Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina, Kamis (17/3) di Jakarta.

Konferensi yang mengambil tema “Bergerak Berjamaah Membela Perempuan dan Anak-anak Palestina” yang digelar Aqsa Working Group (AWG) ini sebagai salah satu wujud dukungan kepada perjuangan rakyat Palestina dan kaum Muslimin dalam membebaskan Al-Aqsa dan kemerdekaannya.

Khadijah mengatakan, sikap seorang Muslim adalah anti penjajah dan antara lelaki dan  perempuan setara di dalam Islam untuk menggerakkan, menitipkan, dan mengusahakan kebaikan.

Untuk itu para perempuan milenial mesti mempunya empati dan simpati kepada saudara-saudara kita yang berada di Palestina khususnya kaum perempuan dan anak-anak yang tidak bisa menikmati kemerdekaan yang didengung-dengungkan komunitas dunia.

“Ini yang harus kita perjuangkan sebagai masyarakat dunia, sebagai kaum Muslim, sebagai bangsa Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan,” tegasnya.

Khadijah menjelaskan, kaum perempuan milenial dengan kelebihannya yang melek teknologi, melalui gadgetnya harus dapat melakukan edukasi, sosialisasi dan membantu menyuarakan isu-isu Palestina.

“Meraka (perempuan milenial Palestina) mengusahakan dengan segala daya yang mereka bisa. Mereka mengusahakan akses-akses komunikasi lewat medsos seperti Twitter, Instagram, Facebook, yang terus menerus dilarang, dibredel bahkan kantor-kantor kecil mereka yang diperjuangan untuk sarana komunikasi kepada dunia terus menerus dihancurkan,” ungkapnya.

“Jadi kalau bukan kita kaum milenial yang meneruskan menyuarakan suara mereka lewat teknologi. Kaum milenial yang akrab dengan teknologi komunikasi maka siapa yang harus meneruskan perjuangan mereka,” tambahnya.

Kaum Milenial mempunyai potensi sangat besar sebagai generasi terdepan mendukung perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa dan rakyat Palestina dari penjajah Zionis.

“Mari kita kaum milenial lebih sungguh-sungguh lagi untuk pembebasan Masjidil Al-Aqsa,” pungkasnya.

Konferensi tersebut juga menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, juga mengundang puluhan lembaga kemanusiaan yang mendukung perjuangan Palestina diantaranya adalah KH. Yakhsyallah Mansur (Pembina AWG), Anies Baswedan (Gubernur DKI), H.E. Zuhair Al-Shun (Duta Besar Palestina untuk Indonesia),  Dr. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I (Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag RI), Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., Ph.D. (Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia), Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. (Sastrawati, Produser Film, dan Dosen Universitas Negeri Jakarta), Edrida Pulungan (Sastrawati, aktivis dan birokrat), Siti Aminah (Aktivis Aqsa Working Group), Samr Subaih (mantan tahanan perempuan Palestina), Mrs. Razanne Yasir (Australia Palestine Advocacy Network), Dr. Haifa Abdur Rauf Redwan (Pengajar di Darul Quran wa Sunnah Gaza, Palestina), Hanady Halawani (Murabithah) dan Khadija Khuwais (Murabithah).

Aqsa Working Group (AWG) adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum Muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsa International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada 21 Agustus 2008 di Jakarta.(L/R8/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)