Abdul Salam Siam, Sekretaris Jenderal Dewan Menteri di Jalur Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (29/11), di dalam tubuh gerakan pihak-pihak internasional sedang tumbuh penolakkan terhadap pengepungan Israel di Jalur Gaza.
“Beberapa pihak internasional mengambil langkah-langkah praktis baru-baru ini, namun masih belum cukup untuk mengurangi beban warga akibat blokade,” kata Abdul Salam sebagaimana dikutip Palestinian Information Center yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Dia mengungkapkan, pemerintah Gaza sedang mencari tindakan lebih untuk secara penuh mengakhiri penderitaan warga Gaza.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Dia juga menekankan, pemerintahnya telah melakukan kontak dengan sejumlah negara dan lembaga-lembaga internasional untuk ikut campur tangan mengakhiri penderitaan yang dialami warga Gaza akibat blokade Israel yang diberlakukan sejak 2006.
“Kami membutuhkan suara internasional dan posisi yang kuat untuk menyelesaikan krisis akibat pengepungan ini,” tegasnya.
Da memperbarui sikap pemerintahannya terkait blokade itu, menekankan bahwa pengepungan dari semua arah itu tidak akan mematahkan tekad dan ketabahan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Krisis akibat blokade mengakibatkan kemerosotan dalam semua bidang termasuk kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial, tambahnya, menekankan komitmennya untuk terus memberikan layanan penting di tengah kondisi genting.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Sekitar 1,7 juta rakyat Gaza mengalami krisis akut tidak hanya disebabkan blokade penjajah Israel saja, namun kondisi lebih buruk sejak penutupan 90 persen terowongan di Rafah yang menjadi satu-satunya alternatif menyelundupkan kebutuhan pokok sejak 2006.
Militer Mesir melakukan penutupan terowongan yang terhubung ke Gaza setelah konflik internal mereka yang menghasilkan kudeta atas presiden terpilih secara demokrasi Muhamad Mursi pada 3 Juli.(T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan