Yangon, 15 Muharram 1438/16 Oktober 2016 (MINA) – Pejabat Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Stephen O’Brien, setelah mengadakan kunjungan selama tiga hari, menyatakan, prihatin dan merasa terganggu dengan kekerasan yang baru baru ini terjadi di Myanmar.
“Kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine sangat mengganggu dan harus segera menjadi prioritas untuk mencegah kekerasan lebih lanjut dan untuk memastikan perlindungan semua warga sipil, “kata O’Brien.
Kekerasan terjadi di bagian utara negara bagian Rakhine di mana sekitar 120.000 Muslim Rohingya hidup dalam kondisi yang buruk di kamp-kamp pengungsian, demikian diberitakan IINA dan diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
“Semua orang di negara bagian Rakhine, terlepas dari etnis, agama atau status kewarganegaraan, harus memiliki akses yang aman ke rumah sakit terdekat atau pusat medis, untuk sekolah dan mata pencaharian,” tambahnya pada akhir misi tiga hari ke Myanmar. pada Jumat.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pejabat bantuan PBB itu menyerukan semua pihak di Myanmar untuk menemukan cara-cara damai menyelesaikan perbedaan mereka dan mendesak meningkatkan aksi kemanusiaan untuk mendukung orang-orang yang terkena dampak kekerasan di negara itu, demikian pernyataan yang dikeluarkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dari Yangon.
O’Brien, yang juga Koordinator Bantuan Darurat PBB, melakukan perjalanan ke Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, di mana ia melihat tingkat kemiskinan yang melanda orang-orang Rakhine yang bertahan dan menyaksikan kondisi hidup yang mengerikan dan kesulitan yang dialami oleh komunitas Muslim yang masih dibatasi kebebasan dalam bergerak.
Dia juga bertemu beberapa wanita Rakhine yang tertekan saat baru tiba di Sittwe setelah melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di Rakhine utara. (T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar