Aachen, 3 Sya’ban 1438/ 30 April 2017 (MINA) – Pelajar Internasional di Aachen, Jerman mengadakan penggalangan dana untuk pengungsi Suriah. Kegiatan ini di inisiasi organisasi Mahasiswa Islam Internasional (IMSU) Universitas Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH University) bekerjasama dengan Medical Point.
Penggalangan dana tersebut dimulai dari jam 11.00 siang sampai 05.00 sore waktu Aachen di gedung Welthaus Aachen.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Pelajar RWTH sekaligus tim dari penggalangan dana, Yuhasbi mengatakan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (30/4), penggalangan dana menarik antusias masyarakat Aachen baik mereka yang muslim maupun non muslim.
“Selain dana, penggalangan juga berbentuk pakaian, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Selanjutnya kita jual dan uang dari hasil penjualan itu disumbangkan untuk warga Suriah melalui Medical Point yang bergerak di bidang medis atau relawan untuk Suriah yang bertempat di Jerman. Alhamdulillah kita bisa mengumpulkan €500 kalau dirupiahkan sekitar 7 juta lebih,” ujar Yuhasbi.
Selain dari penggalangan dana, presentasi di lokasi juga dilakukan untuk menarik minat masyarakat.
“Di lokasi kami juga melakukan presentasi tentang kondisi Suriah, menceritakan fakta yang terjadi bahwa di sana sedang diguncang masalah kemanusiaan yang harus bersama kita bantu. Alhamdulillah masyarakat antusias dan sampai ada yang menangis ketika memberi sumbangan,” pungkas Yuhasbi.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Yuhasbi dan tim berharap kedepannya akan terus dilakukan penggalangan dana.
“Penggalangan dana akan terus kami laksanakan sampai target terkumpul,” tutup Yuhasbi.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem baru-baru ini memberikan pernyataan pers di Damaskus tepat dua hari setelah serangan kimia menewaskan sedikitnya 86 orang di wilayah gerilyawan anti-Pemerintah Khan Sheikhun, Suriah. Serangan itu memicu keprihatinan dan kecaman dunia internasional.
Sebelumnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan gejala korban serangan kimia di Suriah merupakan reaksi terhadap gas saraf. “Serangan senjata kimia tidak mengakibat luka di luar, tetapi mengakibatkan korban mengalami kesulitan bernapas yang menyebabkan kematian,” demikian keterangan WHO.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Lebih dari 320.000 orang meninggal dunia di Suriah sejak perang sipil terjadi pada Maret 2011. Berbagai perundingan damai yang disponsori PBB di Jenewa pekan lalu juga gagal mencapai terobosan politik. Oposisi meminta Assad untuk lengser, tetapi Damaskus tetap tidak mau berdamai. (L/R07P2/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah