Pembangunan SDM Generasi Milenial Jadi Prioritas Kemenristekdikti

Jakarta, MINA – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta  bagi generasi milenial menjadi prioritas program kerja Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi () di tahun 2019.

Hal ini dinyatakan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat acara Bedah Kinerja 2018 dan Fokus Kinerja 2019 dengan tema “Penyiapan SDM Milenial Indonesia Kreatif, Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi,” Senin (28/1) di Senayan, Jakarta.

Nasir menjelaskan, Kemenristekdikti mendapatkan anggaran yang meningkat, dari Rp40,3 triliun pada 2018 menjadi Rp41,26 triliun pada 2019. Sebagian besar anggaran tersebut dirancang untuk mencetak SDM Indonesia unggul, mulai dari beasiswa mahasiswa, dosen, peneliti dan perekayasa hingga pengembangan riset dan inovasi.

“Mereka merupakan tulang punggung dalam menjadikan SDM Indonesia Inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi,” ujar Menristekdikti di ruang Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta.

Menurut Nasir, prioritas program kerja Kemenristekdikti ini sesuai dengan fokus kerja Pemerintah di tahun 2019 yaitu pembangunan SDM.

Bedah Kinerja 2018 dan Fokus Kinerja 2019 merupakan agenda rutin yang bertujuan untuk menyampaikan kepada publik dan para pemangku kebijakan mengenai capain kinerja Kemenristekdikti di Tahun 2018 dan pemaparan program kerja di tahun 2019.

Beasiswa Bertambah

Salah satu cara untuk menyiapkan kalangan milenial lebih berdaya saing adalah dengan meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi mereka melalui beasiswa.

Nasir menjelaskan, dari anggaran Rp41,2 triliun tersebut, Kemenristekdikti menambah anggaran Beasiswa Bidikmisi dari Rp3,76 miliar pada untuk 368.961 mahasiswa pada 2018 menjadi Rp4,43 miliar untuk 430.961 mahasiswa pada 2019.

“Pemuda Indonesia yang akan mendapatkan Bidikmisi pada 2019 akan meningkat 62 ribu mahasiswa,” ujarnya.

Kemenristekdikti juga akan meningkatkan penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) untuk pemuda Papua Barat, Papua, serta Daerah Terpencil, Terdepan, dan Terluar (3T), yang sebelumnya beranggaran Rp99,68 miliar untuk 5.743 mahasiswa pada 2018 menjadi Rp118,28 miliar untuk 7.148 pada 2019.

“Peningkatan 18,6 miliar rupiah ini ditargetkan mampu menambah 1.405 penerima Beasiswa Adik Papua dan 3T,” tambahnya.

Start-up dan Prototipe Inovatif

Bagi kalangan milenial yang memiliki ide dan inovasi untuk diterapkan ke dunia bisnis, Kemenristekdikti akan memberikan insentif dalam bentuk bimbingan (inkubasi) dan dana.

Anggaran untuk Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) atau perusahaan rintisan (start-up) teknologi meningkat hampir 100 persen dari sebelumnya Rp62 miliar untuk 105 peserta menjadi Rp295 miliar rupiah untuk 295 peserta.

Selain memberikan peningkatan anggaran untuk start-up teknologi, untuk hasil penelitian yang dihilirisasi menjadi prototipe industri, Kemenristekdikti meningkatkan anggaran dari Rp51 miliar untuk 25 prototipe pada 2018 menjadi Rp75 miliar untuk 73 prototipe pada 2019.

Revitalisasi Pendidikan

Pengembangan pendidikan vokasi juga mendapat perhatian serius Pemerintah di tahun 2019. Dengan program revitalisasi ini diharapkan pendidikan vokasi di Indonesia mampu menciptakan lulusan terampil dengan kompetensi mumpuni.

Revitalisasi pendidikan vokasi mengalami peningkatan anggaran dari Rp320 miliar di tahun 2018 menjadi Rp350 miliar di tahun 2019. Ada 12 politeknik yang akan mendapatkan manfaat dari program revitalisasi pendidikan vokasi.

“Lulusan harus punya kompetensi, supaya kebutuhan industri dengan lulusan itu menyambung. Sekarang memisah jauh. Oleh karena itu kita dekatkan, supaya nanti supaya setiap lulusan perguruan tinggi, khususnya dari pendidikan vokasi,” ungkap Nasir.

Di sisi lain, masih ada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang beberapa gedungnya belum selesai dibangun. Pada 2018 anggaran infrastruktur pendidikan tinggi berjumlah Rp314 miliar untuk dua PTN. Pada 2019 Kemenristekdikti menganggarkan Rp498 miliar untuk menyelesaikan pembangunan di tujuh PTN.

Dalam kesempatan yang sama Kemenristekdikti juga meluncurkan nomor pusat panggilan (call center) dari sebelumnya 1500661 menjadi hanya tiga nomor, yaitu 126.

Nomor ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat, terutama kalangan milenial untuk bertanya tentang program Kemenristekdikti.(L/R01/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.