Gaza, MINA – Proses pembangunan tahap kedua Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina, telah dimulai pada Kamis (28/2), meski beberapa hari terakhir masih turun hujan di sekitar tempat itu, demikian keterangan dari MER-C yang diterima MINA.
Cuaca kurang mendukung, tetapi para relawan konstruksi tetap semangat memulai proses pembangunan RS Indonesia. Diawali dengan sarapan bersama dan briefing serta pembagian pekerjaan sesuai dengan kompetensinya masing-masing
Langkah awal dalam proses pembangunan adalah dengan menutup sebagian lokasi RS Indonesia untuk digunakan sebagai akses masuk dan tempat penyimpanan bahan bangunan yang akan dimasukkan.
Selain itu, jalan di depan Wisma Rakyat Indonesia, Kantor Medical Emergency Rescue- Committee (MER-C) Cabang Gaza, sekaligus tempat tinggal relawan selama bertugas, ditutup sementara selama dalam proses pembangunan dan arus lalu lintas tidak bisa lagi memutari RS, tetapi harus keluar ke jalan di depan pintu Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Dalam tiga hari terakhir ini, sejak kedatangan para relawan konstruksi dari Indonesia ke Gaza, berita tentang RS Indonesia sudah menjadi trending topic lokal, baik di dunia maya maupun obrolan warga.
Warga Gaza penasaran kapan akan dimulai pembangunan itu, yang menurut mereka sangat spektakuler karena RS Indonesia banyak memberikan layanan kesehatan terbaik di Gaza Utara.
Dua hari sebelumnya, Tim MER-C bertemu dengan Dr. Yousif H. Abu El Reesh Deputy Minister of Health di kantornya di Gaza. Dalam kunjungan tersebut, pihak kementerian memaparkan data tentang posisi penting RS Indonesia untuk warga Gaza, terlebih dalam situasi konflik yang ada di sini.
“Kami sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan kepada masyarakat Indonesia yang telah menyumbangkan Rumah Sakit kepada masyarakat Palestina di Gaza,” kata Yousif.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Pada kesempatan itu, Presidium MER-C Ir. Faried Thalib menceritakan tentang sejarah RS Indonesia sejak 2009 hingga 2016.
“Saat ini, Rumah Sakit Indonesia baru terbangun tiga lapis dari kebutuhan lima lapis dan untuk proyek kali ini, diskusi terukur dan terarah harus mendahului pengerjaan internal design. Sementara itu, proses pengerjaan struktur bisa sesegera mungkin dikerjakan karena tinggal mengikuti struktur di bawahnya,” kata Faried.
Teknis detail akan dibahas dalam diskusi bersama staf Kementerian Kesehatan Palestia yang ditunjuk meliputi pembatasan area kerja, akses masuk-keluar material, dan mekanisme lainnya guna menjamin layanan kesehatan RS tetap berfungsi. (R/Haf/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat