Oleh Ritna Effendi, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Lampung
Baitul Maqdis memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Kota ini bukan hanya tempat bersejarah, melainkan simbol spiritual dan geopolitik yang mempersatukan umat Muslim di seluruh dunia.
Namun, hingga kini, Baitul Maqdis belum terbebaskan dari penjajahan zionis Israel dan konflik berkepanjangan.
Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar: mengapa umat Islam belum mampu merebut kembali kemerdekaan Baitul Maqdis? Jawabannya tidak hanya terletak pada aspek militer, tetapi juga pada pembebasan intelektual dan spiritual umat Islam yang menjadi syarat utama.
Baca Juga: Amalan Yang Baik bagi Orang Beriman
Dalam tulisan ini, kita akan membahas peran penting pembebasan akal, pentingnya kembali kepada syariat, dan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mencapai pembebasan Baitul Maqdis. Kita juga akan menelusuri kaitan historis dan spiritual Baitul Maqdis dalam Islam serta urgensi umat untuk bersatu dalam misi mulia ini.
Pembebasan Akal Sebagai Langkah Awal
Sejarah menunjukkan bahwa penjajahan atas Palestina bukan sekadar konflik wilayah, tetapi juga mencerminkan lemahnya kesadaran umat Islam terhadap pentingnya menjaga kesatuan dan identitas intelektual mereka.
Umat Islam saat ini sering kali terjebak dalam penjajahan pemikiran yang membuat mereka jauh dari syariat Islam.
Baca Juga: Inilah Tanda Orang Baik, Inspirasi dari Kisah Nabi Musa Belajar kepada Khidir
Penyebab utama stagnasi ini adalah banyak umat Islam yang belum mencapai maqam ma’rifah atau pemahaman mendalam terhadap ilmu Baitul Maqdis, yang meliputi sejarah, spiritualitas, dan peran geopolitiknya.
Banyak yang menganggap pembebasan Baitul Maqdis sebagai isu regional atau konflik politik semata, padahal Al-Quran dan Hadis telah menegaskan bahwa Baitul Maqdis adalah bagian dari amanah umat Islam secara global.
Sebagai contoh, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperjalankan Allah dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj melalui Masjidil Aqsa, menegaskan posisi penting Baitul Maqdis sebagai pintu gerbang antara dunia dan langit.
Simbolisme ini menunjukkan bahwa pembebasan Baitul Maqdis adalah ujian besar bagi umat Islam dalam membuktikan ketaatan mereka kepada
Baca Juga: Saatnya Wanita Generasi “Z” Beraksi
Baitul Maqdis dalam Sejarah Geopolitik Islam
Dalam sejarah, Baitul Maqdis pernah menjadi bagian dari Daulah Islamiyah, khususnya di era Kesultanan Utsmaniyah. Namun, sejak jatuhnya Utsmaniyah dan intervensi Inggris melalui Deklarasi Balfour, Palestina mulai berada di bawah kontrol zionis yang didukung kekuatan Barat.
Salah satu faktor lemahnya pertahanan Palestina adalah adanya kolaborasi dengan pihak-pihak yang mengkhianati umat, termasuk beberapa pemimpin Muslim yang terpengaruh oleh kekuatan penjajah.
Untuk membebaskan Baitul Maqdis, umat Islam perlu mempelajari peta geopolitik dunia. Mereka harus memahami strategi yang pernah digunakan dalam sejarah, seperti kepemimpinan Salahuddin Al-Ayyubi, yang berhasil merebut kembali Baitul Maqdis melalui persatuan umat dan kekuatan moral yang kuat.
Baca Juga: Thufanul Aqsa, Perjuangan Menuju Kebebasan
Selain itu, umat Islam harus menyadari bahwa pembebasan Baitul Maqdis adalah bagian dari misi Islam untuk membawa keadilan dan keberkahan di dunia.
Strategi Pembebasan Baitul Maqdis
Pembebasan Baitul Maqdis tidak hanya memerlukan kekuatan fisik, tetapi juga pendekatan spiritual dan intelektual. Ada beberapa langkah strategis yang dapat diambil:
1.Meingkatkan Kesadaran Umat
Baca Juga: Enam Tips Hadapi Musim Penghujan
Umat Islam harus memahami bahwa pembebasan Baitul Maqdis adalah tanggung jawab kolektif. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, dakwah, dan penyebaran informasi tentang pentingnya Baitul Maqdis dalam Islam.
2.Kembali Kepada Syariat Islam
Kunci utama kejayaan Islam di masa lalu adalah kepatuhan umat kepada syariat. Umat Islam harus menjadikan Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman utama dalam kehidupan mereka.
3.Menggalang Persatuan Umat
Baca Juga: Sampah Menumpuk, Salah Siapa?
Perpecahan di kalangan umat Islam adalah salah satu penyebab utama lemahnya posisi mereka di dunia. Untuk mencapai tujuan ini, umat Islam perlu mengutamakan persatuan daripada kepentingan politik atau ideologi sempit.
4.Membangun Kemandirian Ekonomi dan Militer
Untuk melawan penjajahan, umat Islam harus mandiri secara ekonomi dan memiliki kekuatan militer yang tangguh. Ini termasuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melalui bantuan finansial dan diplomasi internasional.
Hikmah dari Isra dan Mi’raj
Baca Juga: BPS: Pengangguran Terbanyak Lulusan SMK
Perjalanan Isra dan Mi’raj yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan banyak pelajaran bagi umat Islam.
Perjalanan ini menghubungkan dua tempat suci, Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, yang menegaskan pentingnya kedua lokasi ini dalam Islam.
Dalam konteks ini, Makkah melambangkan awal kehidupan dunia, sedangkan Baitul Maqdis melambangkan akhir kehidupan dan pintu menuju langit.
Masjidil Aqsa juga disebut sebagai “tanah yang diberkahi” dalam Al-Quran. Hal ini menegaskan bahwa Baitul Maqdis bukan sekadar wilayah geografis, tetapi pusat spiritualitas dan keberkahan bagi umat Islam.
Baca Juga: Pembebasan Baitul Maqdis dan Palestina Melalui Literasi dan Edukasi
Oleh karena itu, pembebasan Baitul Maqdis tidak hanya berdampak pada Palestina, tetapi juga pada umat Islam secara keseluruhan.
Misi Mulia
Pembebasan Baitul Maqdis adalah misi mulia yang membutuhkan kesadaran, persatuan, dan komitmen umat Islam di seluruh dunia. Langkah pertama adalah membebaskan akal dan intelektual umat dari penjajahan pemikiran yang menjauhkan mereka dari syariat Islam.
Dengan kembali kepada Al-Quran dan Hadis, serta mempelajari sejarah perjuangan Islam, umat dapat menyusun strategi yang efektif untuk membebaskan Baitul Maqdis.
Baca Juga: Beda Zaman Beda Gender
Baitul Maqdis adalah simbol keberkahan dan persatuan umat Islam. Sebagaimana Allah telah memilih tempat ini sebagai salah satu pusat spiritual dunia, umat Islam harus berjuang untuk menjadikannya kembali sebagai pusat perdamaian dan keadilan.
Dengan demikian, pembebasan Baitul Maqdis bukan hanya tanggung jawab regional, tetapi juga amanah global bagi seluruh umat Muslim. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pameran Pendidikan Tinggi Uni Eropa di Jakarta Hadirkan 87 Kampus Ternama