Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembongkaran Sekolah Palestina oleh Israel Melanggar Nurani

Zaenal Muttaqin - Kamis, 24 Agustus 2017 - 15:28 WIB

Kamis, 24 Agustus 2017 - 15:28 WIB

1452 Views

Sebanyak 1,25 juta siswa Palestina kembali ke sekolah seiring dimulainya tahun ajaran baru (Foto: WAFA)

Sebanyak 1,25 juta siswa Palestina kembali ke sekolah seiring dimulainya tahun ajaran baru (Foto: WAFA)

Al-Quds, MINA – Badan bantuan internasional menyebut Israel melanggar dan tidak memiliki nurani atas tindakan membongkar bangunan sekolah-sekolah Palestina di Tepi Barat, menjelang dimulainya tahun ajaran baru.

Pertama, satu-satunya taman kanak-kanak bagi komunitas Badui Jabal Al-Baba dihancurkan Israel pada tanggal 21 Agustus 2017. Keesokan harinya, sebuah sekolah dasar di Jub Al-Deeb dekat Bethlehem juga dibongkar.

Sebelumnya seperti dilaporkan kantor berita WAFA yang dikutip MINA, Kamis (24/8), pihak berwenang Israel telah membongkar dan menyita panel surya, satu-satunya sumber energi di sebuah sekolah dasar di Abu Nuwar. Sekolah tersebut diserang dua kali tahun lalu membuat beberapa bagian bangunannya dibongkar dan peralatan juga disita. Tindakan Israel itu mengakibatkan siswa kelas tiga tidak memiliki ruang kelas.

Ketiga sekolah tersebut terletak di Wilayah C di Tepi Barat yang jarang penduduknya dan berada di bawah kekuasaan penuh militer Israel. Israel ingin Wilayah C tetap berada di bawah kendalinya tanpa ada penduduk Palestina

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

“Sungguh menyedihkan bila melihat anak-anak dan guru pada hari pertama sekolah mereka berada di bawah terik matahari, tanpa ruang kelas atau tempat melindunguinya, sementara di sekitar lokasi itu pekerjaan untuk memperluas pemukiman ilegal terus berlanjut tanpa terganggu,” kata Itay Epshtain, Policy Manager di Norwegian Refugee Council (NRC), yang mengunjungi Jub al-Deeb pada hari Rabu (23/8), hari pertama sekolah anak Palestina yang baru.

“Ketika mereka kembali ke kelas, anak-anak Palestina menemukan bahwa sekolah mereka telah hancur,” kata direktur LSM Negara untuk Palestina, Hanibal Abiy Worku.

“Ancaman apa yang dilakukan oleh sekolah-sekolah ini kepada Israel? Apa yang ingin mereka capai dengan menolak ribuan anak-anak hak dasarnya atas pendidikan?” kata Abiy Worku.

Anak-anak Palestina setiap hari hidup dalam ancaman, meliputi kekerasan dan pelecehan dari pemukim serta tentara Israel, aktivitas militer di dalam atau di dekat sekolah, penundaan pemeriksaan dan penangkapan anak-anak dari dalam kelas mereka.

Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi

Serentetan tindakan pembongkaran dan penyitaan sekolah baru-baru ini di Tepi Barat merupakan bagian dari serangan yang lebih luas terhadap pendidikan di Palestina, kata NRC dalam siaran persnya.

Sekitar 55 sekolah di Tepi Barat terancam pembongkaran dan larangan untuk beroperasi oleh pemerintah Israel. Banyak sekolah ini didanai dengan bantuan, termasuk bantuan dari negara anggota Uni Eropa (UE).

Israel menolak sebagian besar permintaan izin perencanaan Palestina di Area C, sehingga membuat orang-orang Palestina tidak memiliki pilihan selain merekonstruksi dan mengembangkan tanpa izin, sementara permukiman Israel – yang sebenarnya pelanggaran terhadap hukum internasional – terus berkembang,” kata NRC.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini ada 24 kasus serangan langsung terhadap sekolah, termasuk insiden di mana tabung gas air mata dan bom suara ditembakkan ke siswa dalam perjalanan mereka ke pulang dari sekolah. Tahun lalu, empat fasilitas pendidikan masyarakat dihancurkan atau disita dan 256 pelanggaran terkait pendidikan didokumentasikan di Tepi Barat, yang berdampak pada 29.000 siswa lebih.

Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu

Sejak 2011, pemerintah Israel juga mengancam akan menahan izin dan pendanaan ke sekolah-sekolah yang tidak menerapkan kurikulum Israel di mana referensi mengenai identitas dan budaya Palestina, pendudukan, permukiman Israel dan aspek-aspek lain dari sejarah Palestina telah dihapus.

“Kami meminta pemerintah dan pemberi donor membiayai pendidikan anak-anak Palestina untuk menjalankan semua upaya untuk mencegah pelanggaran ini dalam segala bentuknya,” kata Abiy Worku.

“Penghancuran struktur pendidikan yang didanai oleh uang Eropa bukan hanya pelanggaran hukum internasional. Ini juga merupakan tamparan bagi masyarakat internasional yang memberikan bantuan kepada penduduk Palestina yang diduduki dalam upaya untuk memastikan tempat belajar yang aman bagi anak-anak,” tandas Abiy Worku. (T/B05/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat  

Rekomendasi untuk Anda