ISRAEL JENGKEL CALON DUBES-NYA UNTUK BRASIL DITOLAK

Presiden Dilma Rousseff tampaknya menolak Dayan
Presiden Dilma Rousseff tampaknya menolak Dayan

Brasilia, 20 Rabiul Awwal 1437/1 Januari 201 (MINA) – Pejabat mengatakan hubungan diplomatik dengan Israel akan diturunkan jika Brasil tak dapat menerima   Dani Dayan sebagai Duta Besar negara itu  di Brasilia.

Brasil adalah negara yang mengakui kemerdekaan Palestina dan banyak mendukung perjuangan Palestina di fora internasional.

Negara Amerika Latin itu tampaknya telah menolak pencalonan tokoh pemukim Yahudi dari Tepi Barat sebagai duta berikutnya dalam sebuah langkah yang menurut Israel akan merusak hubungan diplomatik antara kedua negara. Demikian Middle East Eye yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

Dani Dayan, 60 tahun, yang tinggal Ma’ale Shomron, pemukiman ilegal di Tepi Barat, dinominasikan pada Agustus sebagai duta besar Israel yang baru untuk Brasilia.

Namun Brasil belum menyetujuinya  menyusul lobi di Brasil yang menentang pencalonan Dayan dan protes kepada Presiden Dilma Rousseff tentang Dayan, demikian tulis Middle East Eye.

Pengangkatan dubes  harus disetujui negara tuan rumah, namun, jika tidak ada persetujuan dalam waktu dua bulan, secara diplomatis itu dipahami sebagai tidak diterima.

Dayan adalah anggota senior dari Dewan Yesha, sebuah organisasi payung dari permukiman Yahudi di Tepi Barat. Para aktivis Brasil khawatir menyetujui pemilihannya akan dipandang sebagai mendukung permukiman Israel, yang ilegal menurut hukum internasional.

Pekan lalu,  ketika Reda Mansour, duta besar Israel sebelumnya, meninggalkan Brasilia, seorang pejabat Brasil mengatakan kepada The Times of Israel bahwa pemerintah tidak akan menanggapi pengangkatan Dayan dan akan menunggu sikap pemerintah Israel.

Namun demikian, Wakil Menlu Israel Tzipi Hotovely mengatakan kepada media Israel bahwa hubungan akan terganggu jika Dayan tidak diterima oleh Brasilia.

“Negara Israel akan menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Brasil ke tingkat sekunder jika penunjukan Dani Dayan tidak disetujui,” kata Hotovely kepada TV Israel, Channel 10.

Dalam sebuah wawancara dengan Haaretz, Dayan menyeslkan pemerintah Israel itu sendiri, yang dikatakannya hanya duduk menunggu, bukannya menekan pemerintah Brasil untuk menerima pencalonannya.

“Saya tidak tahu apakah saya akan menjadi duta besar di Brazil dan secara pribadi, tidak peduli urusannya menjadi bertele-tele,” kata Dayan, sambil menambahkan, “saya akan berjuang menjadi dubes berikutnya sekalipun saya seorang pemukim.”
Terus menurun

Hubungan antara Brasil dan Israel terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2010, Brasil mengakui Palestina sebagai negara berdaulat menurut perbatasan 1967, suatu langkah yang memicu kemarahan Israel.

Juga pada 2010, mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva meningkatkan hubungan dengan Iran, musuh Israel, dengan mengunjungi Teheran pada Mei tahun itu.

Selama serangan Israel di Jalur Gaza musim panas lalu, sehingga menewaskan lebih dari 2.000 warga Palestina, Brasil menarik duta besarnya dari Israel dan mengutuk “penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh Israel”.

Pemerintah Israel membalas kecaman Brasil dengan menyebut Brasil sebagai “kurcaci diplomatik” dan menciptakan “masalah” ketimbang “kontribusi”. (T/R07/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.