PEMERINTAH INDONESIA MINTA NAQABAH SEDIAKAN BUS YANG LEBIH LAYAK BAGI JAMAAH HAJI

Indonesia Arab Saudi benderaMekkah, 26 Dzulqa’dah 1436/10 September 2015 (MINA) – Pemerintah Indonesia meminta naqabah untuk menyediakan bus antarkota yang lebih layak bagi asal Indonesia.

Naqabah merupakan insitusi yang bertanggung jawab terhadap transportasi di Arab Saudi.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan dan Abdul Djamil mengatakan pemerintah mengajukan permintaaan agar kondisi bus antarkota lebih baik karena masih ada jamaah yang melakoni perjalanan antarkota.

“Kami minta ini menjadi perhatian,” kata Abdul Djamil usai bertemu dengan Ketua Naqabah Arab Saudi Letnan Jenderal (Purn) Ahmad Abdullah Sumbawa, di Kantor Naqabah, Thoriq Jeddah, Makkah, Rabu (9/9), demikian sebagaimana siaran pers resmi yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Djamil mengatakan, pemerintah menginginkan perbaikan sudah dialami oleh jamaah yang akan bergerak dari Makkah. Hingga Rabu (9/9) pukul 03.00 Waktu Arab Saudi, sebanyak 21.978 jamaah dalam 52 kelompok terbang (kloter) masih berada di Madinah.

Menurutnya, mereka akan diberangkatkan secara bertahap ke Makkah setelah melaksanakan ibadah Arbain, yaitu shalat wajib 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi.

“Begitu pula dengan transportasi gelombang kedua dari Makkah ke Madinah setelah Arafah, ada perbaikan,” ujar Djamil.

Kepada naqabah, Djamil menerangkan, dia sudah menjelaskan kondisi bus yang menyusahkan jamaah haji asal Indonesia. Masalah bus antarkota yang dialami jamaah mulai dari bus mogok dan pendingin udara (AC) yang mati.

Dia juga menjelaskan kepada naqabah mengenai jumlah jamaah haji asal Indonesia yang terbesar di dunia. Tahun ini, Indonesia memberangkatkan 155.200 jamaah haji reguler. Mereka dilayani hingga 1.129 unit bus antarkota dengan rute Madinah-Makkah dan Jeddah-Makkah.

Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi hingga Sabtu (5/9), ada 14 kasus mobil mogok pada perjalanan darat menggunakan bus. Sembilan kasus mogok terjadi pada bus milik perusahaan Abu Sarhad, tiga kasus pada bus milik perusahaan Hafill, dan dua kasus pada bus milik perusahaan lainnya.

Empat kasus pendingin ruangan mati, yaitu tiga kasus pada bus milik Abu Sarhad dan satu kasus pada bus milik Hafill.

Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dimyati Bashori mengatakan transportasi memang menjadi masalah yang paling banyak dikeluhkan pada penyelenggaraan haji tahun ini di Tanah Suci.

“Masalah lain tentu masih ada, tapi hanya minor,” kata Ahmad Dimyati.

Djamil mengatakan kondisi transportasi antarkota yang buruk lantaran Indonesia tidak membayar biaya upgrade seperti tahun lalu.

“Kondisi bus berbeda dibandingkan bus yang alami upgrade tahun lalu. Ada banyak masalah di tengah jalan,” ujar dia.

Tanggapan dari naqabah, menurut Djamil, sangat baik. Ahmad Abdullah Sumbawa berjanji akan menyambangi Madinah untuk melihat kondisi bus yang melayani jamaah asal Indonesia. “Saya lihat ini sebagai bentuk perhatian mereka,” kata dia.

Pada pertemuan dengan naqabah, Abdul Djamil didampingi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi A Dumyati Bashori, dan Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat. (T/P010/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0