Rizqa dalam siaran pers, Sabtu (9/11), menyarankan pembentukan sebuah komite internasional untuk menyelidiki pembunuhan mendiang presiden Palestina tersebut, dengan ketentuan menjalankan tugas itu tidak dipengaruhi oleh tekanan penjajah Israel.
Rizqa mengesampingkan Otoritas Palestina yang akan membuka penyelidikan untuk mengungkap pembunuh Arafat.
“Sebab Israel tidak akan membiarkan penyelidikan itu, karena merupakan salah satu tersangka utama,” tegas Rizqa sebagaimana dikutip media Gaza, AlRay yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudaineh mengatakan Sabtu kemarin, Presiden Mahmoud Abbas membentuk tim investigasi menindak lanjuti temuan baru kematian Yasser Arafat.
Penjajah Israel bertanggung jawab atas kematian Arafat
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Palestina Isra Al-Modallal dalam rilis resminya Selasa (5/11) menyatakan, Pemerintah Palestina juga menuntut internasional melihat ke depan atas kasus kematian Arafat ini dan menyeret para pembunuh ke pengadilan. Dia menyatakan, “Pemerintah Palestina percaya bahwa penjajah Israel berada di balik pembunuhan Arafat”.
Al-Modallal mengutuk keheningan internasional mengenai kematian Arafat bertanya-tanya kenapa dia dibunuh pada tahun 2004 namun penyelidikan hanya terjadi di tahun 2013.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
“Mengapa atas semua kecerobohan ini, rakyat Palestina harus menunggu waktu yang lama untuk mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi pada presiden mereka?” tanyanya. Al-Modallal juga mengirim pesan dukungan kepada janda mendiang Presiden Palestina, Suha Arafat karena dia satu-satunya orang yang mencari kebenaran tentang kematian suaminya.
Suha Arafat mengatakan pada Rabu (6/11), setelah menerima hasil tes forensik ilmuwan Swiss pada jenazah suaminya, Presiden Palestina Yasser Arafat tewas diracun pada tahun 2004 dengan zat radioaktif polonium.
Sebuah tim ahli, termasuk dari Institute Lausanne University Hospital tentang Fisika Radiasi, membuka makam Arafat di kota Ramallah, Tepi Barat November tahun lalu, dan mengambil sampel dari tubuhnya untuk mencari bukti dugaan keracunan.
Sebuah laporan oleh ilmuwan Swiss mengatakan hasil tes pada sisa-sisa tubuh Arafat cukup mendukung dugaan bahwa kematiannya diakibatkan keracunan polonium-210″.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Tes menunjukkan peningkatan tiba-tiba unsur polonium dengan tinggi dan laporan mengatakan tingkat polonium dalam tulang dan jaringan lunak Arafat hingga 18 kali lebih tinggi dari batas normal. (T/P02/P01).
Mi’raj News Agency (MINA)